Catatan Dahlan Iskan . 18/09/2022, 08:02 WIB
Untuk komentar sy terhadap P Pry. Jangan hawatir. Karena satu dan lain hal, saya pada beliau memang begitu. Khusus untuk beliau.
Bahwa sya adalah ekstrimis anti ekstrimis liberal. Sepertinya saya setuju dg penilaian anda. Karena untuk ekstrimis2 yang lain sudah di tangani dg baik oleh negara ini.
Ekstrimis liberal ini tidak kalah bahaya. Membahyakan persatuan kita sebagai sebuah bangsa yg majemuk. Karena mereka ini seperti orang munafik. Paling kencang teriak Pancasila, paling keras menyuarakan persatuan, kebhinekaan. Tapi mereka sendiri mengacak persatuan dan kesatuan itu. Tidak menghormati perbedaan. Menganggap fikirannya yg paling benar. Menyulut api kebencian dan permusuhan di mana-mana...
Rihlatul UlfaYang berhasil jadi komentar pilihan Abah. bukan berarti apa yang anda ungkapkan sealu benar.
beberapa saya melihat komentar pilihan yg isinya pemikiran yg salah. kenapa kok jadi komentar pilihan? menurut saya, mungkin Abah mau ngasih tau 'ini nih lihat, dia salah dalam pemikiran tentang topik itu' dan ada memang komentar-komentar pilihan yg komentarnya memang briliant. memberikan ilmu baru bagi pembaca, pemecahan masalah dll.
tapi jangan langsung sombonglah jika anda berhasil beberapa kali menjadi komentator pilihan. buatlah anda terkenal di mata Abah karena ilmu anda, bukan pansos.
saya bisa menembus jadi komentar pilihan aja butuh waktu setengah tahun. belajar dari komentator-komentator hebat di Disway sebelumnya. jangan suka mematikan orang dengan kata 'merasa paling benar' 'tidak mau kalah' ya mungkin memang ilmunya beliau banyak. cara kita adalah belajar banyak ilmu lagi. biar kita gak cuma bisa ngomong di perdebatan yg kalah dengan kalimat 'ah diamah emg selalu merasa paling benar'
Rihlatul UlfaSaya rindu dengan para senior komentator-komentator Disway dulu. yang selalu bikin ngakak tapi ada ilmunya. yg saling ga senggol menyenggol, gak ada yg saling menghakimi.kemana ya para senior itu sekarang? rasanya saya akan lihat arsip CHD tahun lalu. sekarang komentator-komentator Disway banyak yg terlalu serius. males jadinya.
Fauzan SamsuriHidup adalah pilihan dan kita akan menerima konsekuensi dari pilihan itu. Zaidan dan Lindswell Kwok telah membuat pilihan itu. Semoga apa yang mereka pilih dapat memberikan kebaikan bagi hidupnya ke depan, dan terutama untuk Sang Ratu semoga istiqomah
JohanOrang barat (AS) tidak suka Wushu. Mereka lebih suka berenang. Karena itu cabang renang di Olimpiade memperebutkan 37 medali emas. Cabang olahraga satu-satunya yang memungkinkan seorang atlet memperoleh 8 medali emas dalam satu event olimpiade. Bandingkan dengan cabang atletik yang "hanya" memperebutkan 48 medali emas dengan banyak jenis perlombaan didalamnya.
Pryadi Satriana"The truth shall make you free. Kebenaran itu akan membebaskanmu. 'Kebenaran' harus dicari. Menggunakan 'akal budi'. Manusia punya 'akal budi'. Punya 'hati nurani.' 'Hati nurani' dalam bhs Inggris disebut 'conscience' ('con'='together', bersama & 'science'=pengetahuan), 'pengetahuan bersama', 'kesadaran universal', misalnya bahwa 'nyolong itu ndhak baik, menuduh orang asal 'njeplak' tanpa bukti itu juga ndhak betul.) Karena punya 'akal budi' & 'hati nurani', manusia punya kesadaran akan 'Yang Mahatinggi', yang patut disembah. 'Ritual penyembahan kuno' diwarnai dg 'pesta seks', sejak dulu seks disebut 'surga dunia'. Praktik ini dilakukan kaum 'pagan', sebutan lain utk 'kafir', orang2 yg tidak mengenal Allah. Di era Islam, 'kafir' dipakai utk menyebut 'non-muslim', termasuk Yahudi. Ini jelas balas dendam. Sebelumnya, bangsa Yahudi - keturunan Ibrahim, Ishak, dan Yakub - menyebut orang2 selain Yahudi sbg 'goyim' (bangsa2 kafir). Penyebutan 'orang2 Yahudi' sebagai 'kafir' jelas2 ndhak konsisten! Bagaimana mungkin 'orang2 Yahudi' disebut 'kafir' sedangkan Al-Qur'an sendiri menyebut Allah dg sebutan 'Allah Ibrahim, Ishak, dan Yakub'? Adalah fakta sejarah bahwa Ibrahim, Ishak, dan Yakub adalah nenek moyang bangsa Yahudi. Bukankan orang Arab sendiri menyebut mereka keturunan Ismael dan bukan keturunan Ishak?
Silakan direnungkan dg akal sehat.
Sehat selalu. Salam. Rahayu.
JohanSementara itu Wushu di negara asalnya sendiri yaitu Tiongkok, justru memasuki tahap persaingan yang mengkhawatirkan. Terlalu banyak unsur gerakan akrobatik yang dimasukkan ke dalam peragaan Wushu, yang tidak kita temukan itu di ajang Internasional. Ini kontraproduktif dengan misi menduniakan olahraga Wushu. Sampai banyak praktisi lama Wushu, salah satunya Jet Li, terang-terangan mengkritik bahwa Wushu di Tiongkok semakin jauh dari esensinya.
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com