JAKARTA, FIN.CO.ID - Sebuah video di Facebook mendadak viral. Video yang dimaksud adalah video pengangkatan parasit dari tubuh seseorang.
Di video yang punya durasi dua menit lebih itu, ditujukan para tenaga medis tengah mengelurkan cacing dari usus pasien yang tengah menjalani operasi.
Cacing pita yang terekam dalam video itu, bersarang pada usus pasien, yang disebut menyebabkan penyumbatan pada saluran cerna.
(BACA JUGA: Awas! Ini Bahaya Gula Buatan bagi Pencernaan Anda)
(BACA JUGA: Kanker Usus Besar Masuk Daftar Kanker Paling Banyak Ditemukan Nomor 4 di Indonesia, Begini Cara Mencegahnya)
Peng-upload video itu menyebutkan bahwa cacing pita tersebut, masuk ke sistem pencernaan lantaran hobi makan sosis, nugget, dan makanan lain berbasis daging, yang katanya lama diawetkan.
Lalu yang jadi pertanyaan, apakah benar makan sosis, nugget dan makanan sejenisnya itu dapat memicu pertumbuhan cacing di dalam usus?
Akan tetapi menurut penelurusan ANTARA, narasi pada unggahan itu tidaklah benar adanya.
Usut punya usut, video itu sebagaimana pernah dilaporkan Okezone, adalah video operasi seorang anak berinisial S, asal Kabupaten Bandung Barat.
Dalam operasi itu, tim dokter berhasol menemukan lebih dari 2 kilogram cacing gelang yang tumbuh di dalam usus S.
Menurut Dokter Didit yang terlibat dalam operasi itu, cacing itu berkembang biak dalam waktu lama, disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat, selain buruknya sanitasi dan asupan gizi.
Dari situ, bisa ditarik kesimpulan bahwa video yang dimaksud adalah menyesatkan alias kabar bohong bin hoaks.
Dari berbagai penjelasan terkait cacing gelang yang masuk ke pencernaan manusia itu tidak ditemukan penyebab oleh makanan seperti sosis dan nugget, ataupun daging yang diawetkan.
Makanan yang dicuci sebelum dikonsumsi, atau justru dimasak secara matang, dan membersihkan tangan sebelum makan menjadi upaya terhindari dari cacing gelang yang masuk ke pencernaan.
Ini dari artikel ini adalah berhati-hati dalam membaca atau mencerna sebuah informasi. Karena apa yang Anda baca atau tonton belum tentu benar sesuai dengan faktanya di lapangan.
