Ekonomi . 12/09/2022, 16:17 WIB
JAKARTA, FIN.CO.ID - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar pemerintah daerah (pemda) dengan inflasi tinggi segera melakukan intervensi.
"Lakukan intervensi. Ini kabupaten dan kota yang inflasinya tertinggi, tolong dilihat dan agar segera dilakukan intervensi di lapangan," kata Jokowi, Senin 12 September 2022.
(BACA JUGA: Angkutan Batubara dan Kelapa Sawit Bikin Macet Jalur Distribusi Pangan saat Inflasi Provinsi Jambi Tinggi)
Hal tersebut ia sampaikan dalam Rapat Pembahasan "Pengendalian Inflasi dengan Seluruh Kepala Daerah" yang dilakukan secara "hybrid" di Istana Negara Jakarta.
Sepuluh kabupaten/kota dengan laju inflasi tertinggi, yaitu Luwuk (7,8 persen), Jambi (7,8 persen), Kotabaru (7,5 persen), Sampit (7,5 persen), Tanjung Selor (7,4 persen), Jayapura (7,4 persen), Sintang (7,4 persen), Bungo (7,2 persen), Padang (7,1 persen), dan Sibolga (6,9) persen).
"Dan 5 provinsi dari 10 provinsi hati-hati. Saya juga tidak tahu ini kenapa, tolong dilihat betul. Ini ada di Sumatera 5 provinsi itu," ungkap Jokowi.
Adapun provinsi-provinsi dengan inflasi tertinggi, yaitu Jambi (7,7 persen), Sumatera Barat (7,1 persen), Kalimantan Tengah (6,9 persen), Maluku (6,7 persen), Papua (6,5 persen), Bali (6,4 persen), Sulawesi Tengah (6,2 persen), Nusa Tenggara Barat (5.9 persen), Riau (5,9 persen), dan Kalimantan Selatan (5,8 persen).
(BACA JUGA: Instruksi Jaksa Agung Soal Inflasi, Kajati dan Kajari Harus Bantu Kepala Daerah)
Selanjutnya Lampung (5,7 persen), Bengkulu (5,6 persen), DI Yogyakarta (5,5 persen), Kalimantan Utara (5,5 persen), Sumatera Selatan (5,4 persen), Sumatera Utara (5,4 persen), Jawa Timur (5,2 persen), Jawa Tengah (5 persen), Sulawesi Selatan (5 persen), dan Kalimantan Timur (5 persen).
"Ini sekali lagi hati-hati, nanti kalau tidak diintervensi mulai ada kenaikan kemiskinan," ungkap Jokowi.
Kenaikan inflasi tersebut, menurut Presiden Jokowi, berasal dari harga pangan.
"Supaya kita juga tahu bahwa akibat inflasi tersebut, terutama yang berkaitan dengan harga pangan ini hati-hati. Kontribusi harga pangan terhadap kemiskinan itu 74 persen. Begitu harga pangan naik, artinya di sebuah daerah kemiskinan juga akan terkerek ikut naik," paparnya.
(BACA JUGA: Extra Effort Pengendalian Inflasi di Seluruh Daerah)
Apalagi harga beras sebagai komponen utama yang dapat meningkatkan inflasi, katanya.
"Jadi hati-hati, kalau harga beras di daerah bapak ibu sekalian itu naik meski hanya Rp200 atau Rp500 perak itu segera diintervensi karena itu menyangkut kemiskinan di kabupaten, di kota provinsi yang bapak ibu pimpin itu akan langsung bisa naik angka kemiskinannya," tambah Presiden.
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com