Nasional

Bjorka Retas Data Jokowi, Menkominfo Johnny Plate: Bukan Data-data Spesifik

fin.co.id - 12/09/2022, 17:08 WIB

Ilustrasi, Hacker

Ia berharap saat menghadapi serangan peretasan dapat dibangun kekuatan nasional dan bergotong royong menghadapi semua bahaya, termasuk dalam ruang digital.

Bahaya dalam ruang digital tersebut adalah bentuknya tindakan kriminal digital. 

(BACA JUGA: Hacker Bjorka Bocorkan Data Pribadi Menteri Luhut yang Baru 2 Kali Vaksin, Benarkah?)

"Ini harus kita jaga bersama-sama, bangun kerja bersama. Berbeda pendapat itu normal dalam demokrasi. Namun, saat untuk kepentingan negara secara keseluruhan, mari kita jaga kekompakan," tuturnya.

Menkominfo juga mengatakan Rancangan Undang-undang Perlindungan Data Pribadi (RUU PDP) telah disetujui di rapat tingkat 1 oleh panja Komisi 1 DPR dengan pemerintah.

"Kami sekarang tunggu jadwal untuk pembahasan dan persetujuan tingkat 2 yaitu rapat paripurna DPR, mudah-mudahan nanti dengan disahkan RUU PDP jadi UU PDP ada payung hukum yang lebih baik untuk menjaga data," kata Johnny.

Terbaru, peretas dengan identitas Bjorka melalui grup Telegram mengklaim telah meretas surat menyurat milik Presiden Jokowi, termasuk surat dari BIN.

(BACA JUGA: Denny Siregar Tantang Bjorka untuk Bongkar Data Anies Usai Dituding Gunakan Uang Pajak Rakyat)

Klaim dari Bjorka tersebut kemudian diunggah oleh salah satu akun Twitter "DarkTracer : DarkWeb Criminal Intelligence", yang kemudian viral dan sempat menjadi salah satu topik pembahasan terpopuler (trending topic) di Twitter hingga Sabtu pagi.

Dalam unggahan di akun Twitter itu disebutkan bahwa surat dan dokumen untuk Presiden Indonesia, termasuk surat yang dikirimkan BIN dengan label rahasia telah bocor.

Peretas dengan identitas Bjorka juga sebelumnya kerap mengklaim telah meretas data-data terkait kependudukan Indonesia, seperti data registrasi "SIM Card Prabayar" dan data milik salah satu provider telekomunikasi.

Bjorka belakangan ini menjadi perhatian masyarakat usai membocorkan data-data pribadi yang diduga milik para menteri pemerintah Indonesia.

Sementara itu nama Bjorka makin disorot usai mengunggah daa registrasi SIM card hingga surat dokumen rahasia milik Presiden.

Mengenai hal ini identitas dibalik Bjorka dan alasan menyerang Indonesia kini menjadi tanda tanya masyarakat salah satunya Juru Bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Sigit Widodo.

Menurut Sigit Widodo permasalahan ini bukan identitas Bjorka melainkan masalah utamanya keamanan data warga negara Indonesia.

Admin
Penulis