Menurut studi yang dirilis pada International Journal of Andrology menemukan bahwa pria dengan kriteria di atas tidak hanya memiliki kadar semen yang rendah, namun juga jumlah, konsentrasi dan motilitas sperma yang rendah, termasuk juga di antaranya sperma yang cacat.
Para peneliti meyakini bahwa pria dengan berat bada berlebih dapat menyebabkan gangguan pada kadar hormon dam mempengaruhi rasio hormon testosteron dan estrogen.
"Performa kesehatan dan roproduktif dari spermatozoa pada pria kegemukan lebih cenderung mengalami masalah secara kualitas dan kuantitas," kata lead author studi Gottumukkala Ramaraju, PhD dalam keterangan persnya.
"Hasil dari dataset kami saat ini menunjukan bahwa menurunkan berat badan pada pria sebelum membuahi dianjurkan bagi pasangan yang menjalani perawatan kesuburan."