JAKARTA, FIN.CO.ID - Seperti dilaporkan FIN sebelumnya, BPOM telah mengijinkan penggunaan darurat obat baru Paxlovid untuk SARS CoV-2.
Terapi oral khusus SARS-CoV-2 ini diklaim sangat dibutuhkan guna mencegah rawat inap dan mencegah risiko kematian.
Pertanyaannya, kapan waktu yang tepat untuk mengkonsumsi Paxlovid dan berapa banyak dosis yang dianjurkan?
Menurut ahli mikrobiologi dan Farmasi dari Universitas Esa Unggul Jakarta Prof Dr Maksum Radji M.Biomed, Paxlovid bekerja paling baik pada awal perjalanan penyakit yaitu dalam lima hari pertama gejala Covid-19 muncul.
Oleh sebab itu, Paxlovid harus diminum segera setelah gejala Covid-19 muncul bagi orang-orang yang berisiko tinggi.
Sebab jika infeksi virus sudah lebih dari satu minggu, kerusakan dalam tubuh menjadi semakin parah dan tidak bisa hanya diberikan antiviral, karena memerlukan terapi suportif lainnya.
Adapun dosis Paxlovid yang dianjurkan adalah tiga obat Paxlovid yang terdiri dari 300 mg Nirmatrelvir (dua tablet 150 mg) dan 100 mg Ritonavir (satu tablet 100 mg) diminum bersama-sama, 2 kali sehari selama lima hari. Dengan demikian dibutuhkan 30 tablet Paxlovid selama lima hari.
Paxlovid diberikan pada pasien dewasa di atas 12 tahun dengan berat badan lebih dari 40 Kg, yang memiliki hasil tes Covid-19 positif dan berisiko tinggi untuk mengalami keparahan, misalnya pasien yang positif Covid-19 memiliki komorbid termasuk kanker, diabetes, obesitas, atau pasien lansia yang berusia di atas 65 tahun.
Efektivitas Paxlovid
Dilansir pada laman New England Journal of Medicine pada bulan Februari 2022 yang lalu, Maksum mengungkapkan berdasarkan uji klinis acak tersamar ganda dan terkontrol dilaporkan fakta yang menarik.
Bahwa dari 2.246 pasien yang tidak dirawat di rumah sakit dengan gejala Covid-19 yang belum divaksin berusia 60 tahun atau lebih memiliki setidaknya satu kondisi medis kronis yang berisiko tinggi terkena Covid-19 yang parah, menunjukkan bahwa efektifitas Paxlovid adalah sekitar 89 persen dalam mencegah risiko rawat inap dan kematian.
"Dibandingkan dengan kelompok kontrol yang diberikan plasebo, pasien yang diberikan Paxlovid selama 5 hari setelah munculnya gejala Covid-19 hanya 0.8 persen yang dirawat di rumah sakit atau meningggal, dibandingkan dengan 6.3 persen pasien yang diberikan plasebo, atau mencegah risiko dirawat di rumah sakit atau kematian akibat Covid-19sekitar 87,8 persen. Sedangkan pasien yang menerima Paxlovid dalam waktu tiga hari setelah gejala Covid-19 muncul, memiliki risiko 88,9 persen lebih rendah untuk dirawat di rumah sakit atau kematian." ucapnya.
Studi ini juga menemukan bahwa pasien yang diobati dengan Paxlovid memiliki viral load sekitar 10 kali lebih rendah daripada mereka yang menerima placebo. Hal ini membuktikan bahwa Paxlovid mampu mencegah replikasi SARS CoV-2 pada manusia.
Keamanan Paxlovid
Berdasarkan data hasil uji klinis, Paxlovid dinyatakan aman. Dalam uji klinik terhadap pasien Covid-19 yang berisiko tinggi di mana pasien menggunakan obat selama lima hari, tidak menimbulkan masaah yang serius. Beberapa efek samping yang terpantau adalah adanya perubahan indera perasa sementara, diare dan muntah, nyeri otot dan peningkatan tekanan.