PRABUMULIH, FIN.CO.ID -- Pasca Hari Raya Idul Fitri 1443 H, sejumlah pedagang sapi mengaku penjualan sapi, kambing dan kerbau merosot hingga 40 persen.
Salah satu pedagang sapi di Kota Prabumulih mengatakan, menurunnya penjualan sapi bukan karena adanya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
(BACA JUGA: Dari Bau Asap Rokok dan Lampu Mati, Mertua Berhasil Pergoki Menantunya Berduaan dengan Laki-Laki Lain di Kamar)
(BACA JUGA:Terungkap, Penyebab Kecelakaan Maut Bus Pariwisata di Ciamis )
"Memang biasanya kalau sudah lebaran penjualan sapi menurun, bukan karena Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang sedang viral saat ini," ujar H Zainudin, Minggu, 22 Mei 2022.
Menurutnya, penjualan sapi saat ini masih belum stabil.
"Sekarang ini habis dari Idul Fitri, pasaran (penjualan, red) memang agak ngedown karena modal (harga, red) sapi kan masih modal lebaran idul fitri makanya penjualan turun, ditambah lagi masyarakat jenuh makan daging jadi agak turunlah sedikit," ungkapnya.
Dikatakannya, penurunan penjualan sapi tersebut mencapai 40 persen. "Karena permintaan masyarakat untuk daging sapi menurun setelah lebaran ini, biasanya baru kembali normal menjelang Idul Adha," ucapnya.
(BACA JUGA: Tiga Pemuda Seret Gadis ABG ke Kontrakan, Dipaksa Mabuk Lalu Diperdayai, Kemudian Ditinggalkan)
Lebih lanjut Zainudin mengatakan, mengenai dampak dari PMK sejauh ini belum ada pengaruh PMK terhadap penjualan sapi di Kota Prabumulih.
"Alhamdulillah untuk saat sekarang khususnya di Kota Prabumulih dampak PMK itu belum ada, karena PMK itu di pulau Sumatera belum ditemukan," tuturnya.
Meski begitu, Zainudin menuturkan, pihaknya selalu menjaga kebersihan hewan dan juga kandang serta teliti saat melakukan pembelian supaya terhindar dari penyakit PMK tersebut.
(BACA JUGA: Dua Gadis Disekap 8 Pemuda di Gudang Tiga Hari Tiga Malam, Yang Terjadi Sangat Memilukan )
"Yang penting kita rawat secara benar, kita jaga kebersihan kandang supaya hewan tidak ngedown dan selalu sehat," tukasnya.