Persoalan kedubes Inggris tersebut juga direspon langsung oleh Cendekiawan Nahdatul Ulama (NU), Nadirsyah Husen alias Gus Nadir melalui akun Twitter pribadinya.
Gus Nadir lebih mengingatkan kepada kelompok MUI untuk tidak terpancing emosi karena mengikuti kemauan umat, tetapi juga harus mencerdaskan umatnya.
"Kawan-kawan di MUI jangan cuma larut mengikuti emosi umat, tapi juga harus cerdaskan umat," ucap Gus Nadir dikutip @na_dirs pada Minggu 22 Mei 2022.
Menurut Gus Nadir, seorang ulama merupakan pemimpin bukan untuk mengikuti kemauan umatnya. Selain itu lebih baik jelaskan soal konvensi Wina dan hak negara asing dalam teritori kedubes.
"Ulama itu memimpin, bukan mengikuti maunya umat, jelaskan soal konvensi Wina dan hak negara asing dalam teritori gedung kedubes mereka," ungkapnya.
"Jangan cuma diajari reaktif terus," sambungnya.
Sebelumnya, kantor Kedutaan Besar Inggris untuk Indonesia secara terang-terangan mengibarkan bendera LGBT guna memperingati hari melawan homofobia, bifobia, dan transfobia. melalui akun Instagram resmi milik kedubes Inggris @ukinindonesia.
Kawan2 di MUI jangan cuma larut mengikuti emosi umat, tapi juga harus cerdaskan umat. Ulama itu memimpin, bukan mengikuti maunya umat. Jelaskan soal Konvensi Wina dan hak negara asing dlm teritori gedung Kedubes mereka. Umat harus dicerdaskan, jangan cuma diajari reaktif terus.
— Khazanah GNH (@na_dirs) May 22, 2022