Lanjut dia, jika saat ini tidak ada tindakan tegas terhadap pihak-pihak yang begitu gemar dan leluasa menyebar fitnah telebih benuansa SARA terutama kepada tokoh-tokoh yang digadang-gadang akan maju dalam kontestasi pilpres 2024, maka tujuan Pemilu 2024 sebagai proses pendewasaan demokrasi di Indonesia tidak akan pernah terwujud.
"Seiring kemajuan teknologi informasi, penyebaran berita bohong, disinformasi dan provokasi menjadi tantangan besar gelaran Pemilu 2024. Oleh karena itu, sedini mungkin harus ada statement, kebijakan dan tindakan yang tegas dari pemilik otoritas terhadap pihak-pihak yang yang gemar mengeruhkan ruang publik dengan menyebar fitnah dan memanfaatkan even demokrasi untuk memecah belah dan mengadu domba sesama anak bangsa," tutur Fahira Idris.