Pandangan tersebut merupakan tanggapan Hanta atas kegiatan penjaringan usulan nama capres oleh pengurus Partai NasDem provinsi.
Dari penjaringan itu, muncul empat nama, yakni Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, Erick Thohir, dan Airlangga Hartarto.
(BACA JUGA: Viral Rombongan Pengantin Pria Berjumlah 3.000 Orang, Ridwan Kamil: Indahnya Prosesi Menikah)
Menurut Hanta, dari beberapa nama yang berhasil dijaring, ada dua nama kuat yang bukan berasal dari elite partai, yakni Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo.
Keduanya, lanjut dia, bisa terjaring karena modal elektabilitas.
“Ganjar dan Anies bukan orang kuat dan bukan orang partai. Meskipun Ganjar kader partai, tapi bukan siapa-siapa. Dia juga tidak memiliki struktur kekuasaan yang strategis sehingga modal mereka adalah modal elektabilitas," ujar Hanta.
Sementara itu, kata dia, nama Airlangga Hartarto mendapati irisan dengan Ganjar dalam hal latar belakang.
(BACA JUGA: Menko Airlangga Optimistis Target Pertumbuhan Ekonomi 2022 Bakal Tercapai)
Ia menyampaikan Airlangga saat ini menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golkar sehingga ketika NasDem menjaringnya maka akan lebih mudah dalam proses pembentukan koalisi.
“Sementara kalau Ganjar bisa dengan koalisi atau tidak koalisi dengan partai Ganjar, yaitu PDIP. Apalagi di PDIP sudah ada nama Mbak Puan Maharani," ujar Hanta.
Hanta juga menyampaikan apabila Ganjar merapat ke NasDem demi 2024, hal tersebut akan berpotensi mengakibatkan gangguan dalam hubungan NasDem dan PDIP.
Begitu pula ketika Puan maju dari PDIP dan Ganjar dari partai lain, menurut Hanta, langkah itu akan berkemungkinan menggerus suara atau dukungan PDIP terhadap masing-masing calon.