JAKARTA, FIN.CO.ID - Terlalu sering menonton TV di masa kanak-kanak dan remaja, ternyata memberikan efek buruk tersendiri terhadap pertumbuhan tubuh mereka.
Efek buruk yang dimaksud dari gaya hidup sedentari (malas gerak) di sini menurut sebuah studi, adalah rendahnya massa pertumbuhan tulang ketika anak, ketika mereka memasuki usia 20.
Demikian menurut hasil studi yang dirilis pada Journal of Bone and Mineral Research.
(BACA JUGA: Anak Mengalami Keluhan Pasca Vaksinasi?)
Studi ini sendiri melibatkan data 1181 partisipan berusia mulai dari 5, 8, 10. 14. 17 hingga 20 tahun.
Para ahli mempelajari kebiasaan anak dan remaja, dalam menonton acara TV lebih dari 14 jam setiap minggunya.
Dan dari situ, ditemukan bahwa mereka dengan kriteria di atas, memiliki kandungan mineral yang rendah pada komposisi tulangnya, jika dibanding mereka yang jarang menonton TV.
"Menghindarkan anak-anak dari kebiasaan malas bergerak (melakukan aktifitas fisik), dapat memberikan manfaat terhadap pertumbuhan tulang pada anak," menurut kesimpulan studi itu, via Medical News Today.
Mengapa demikian, karena menurut ahli, pencapaian pertumbuhan yang optimal dari massa tulang adalah hal yang penting dalam memerangi osteoporosis di kemudian hari.
Tujuan dari studi itu adalah untuk mengingatkan betapa penting peran orang tua, dalam membatasi kebiasaan nonton anak-anak.
Dengan membatasi jam menonton mereka, agar masih dalam durasi yang normal dan sehat, kekhawatiran di atas dapat di hindari di kemudian hari nanti.
Serta tidak lupa untuk mengajak buah hati mereka, untuk sibuk dengan melakukan aktifitas yang melibatkan kegiatan fisik.
Malas Gerak dan Diabetes
Ini alasan lain bagi anda untuk tidak lagi bermalas-malasan di rumah.
Kebiasaan melakukan sedikit aktifitas atau gaya hidup sedentari telah dikaitkan dengan resiko pradiabetes, bahkan bagi mereka dengan berat badan ideal.
