"Di Suriah, Irak, Nigeria, mereka gak punya kosakata untuk gambarkan kotoran dalam agama. Akhirnya awam mengira bahwa yang merusak pakai agama itu bagian dari ajaran agama. Lihat negara mereka jadi kayak apa. Kita punya sistem pertahanan sendiri. Sebut kadrun, maka kita tau siapa mereka," tuturnya.
"Udah gua jentrengin tentang kenapa mesti ada stigma "kadrun" biar jelas. Jadi ga usah tafsirkan kata kadrun sebagai polarisasi politik. Kalo itu kampret. Udah ilang," sambungnya.
Dia menilai, saat ini kelompok kadrun banyak yang jadi penumpang gelap dalam politik. Mereka cenderung bawa bawa agama.
(BACA JUGA: Duel Tinju Denny Siregar vs Novel Bamukmin Tanggal 14 Mei 2022, Netizen Siap Promotor dan Rp50 Juta )
"Banyak kadrun jadi penumpang gelap dalam politik kita bawa-bawa agama. Itu yang harus dilawan, kalo gak kita seperti Suriah," katanya.
"Lawan kadrun itu gak usah pakai sopan-sopan. Hajar kalo perlu. Gak bisa pakai fisik karena dilarang hukum, ya bongkar kelakuannya yang munafik.
Kita sopan dianggap lemah. Kita ngalah dianggap kalah. Kita diam, makin beringas," pungkasnya.