Ismail optimis sisa progres yang ada bisa diselesaikan rampung seluruhnya hingga akhir tahun 2022.
"Pekerjaan terbesar saat ini adalah meninggikan tubuh bendungan, adapun bagian prasarana lainnya sudah selesai. Apabila pekerjaan dan pembebasan lahan lancar, mudah-mudahan bulan Oktober/November 2022 bisa mulai digenangi air (impounding)," ujarnya.
Dikatakan Ismail nantinya suplai air irigasi dari Bendungan Cipanas dapat membantu petani khususnya di Daerah Irigasi (DI) Cipanas dan Cikawung untuk meningkatkan intensitas tanamnya jika dibandingkan dengan metode tadah hujan yang hanya menghasilkan satu kali panen dalam setahun.
Bendungan ini merupakan tipe urugan batu inti tegak yang dilengkapi dengan terowongan pengelak sepanjang 452 meter. Sumber air berasal dari Sungai Cipanas yang merupakan bagian dari Wilayah Sungai Cimanuk - Cisanggarung dengan luas lahan dibutuhkan seluas 1.605 hektare.
(BACA JUGA: Jalan Lingkar Brebes-Tegal Diresmikan Jokowi, Jadi Jalur Alternatif Baru Untuk Mudik)
Bendungan ini juga memiliki fungsi untuk memenuhi kebutuhan air baku dengan kapasitas sebesar 850 liter per detik dan berpotensi menjadi sumber Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) sebesar 3 MW.
Bendungan dengan total luas genangan 1.315 hektare ini juga dapat dimanfaatkan sebagai tampungan air pengendali banjir untuk wilayah Indramayu dan sekitarnya karena mampu mengurangi debit banjir sebesar 487,75 m3/detik serta memiliki potensi untuk wisata.
Pembangunan Bendungan Cipanas dikerjakan dalam tiga paket konstruksi. Paket pertama dikerjakan oleh PT. Wijaya Karya - PT. Jaya Konstruksi KSO yang fokus pada pembangunan tubuh bendungan dengan nilai kontrak Rp923 miliar.