Health

Depresi karena Perceraian, Justin Kecanduan Energy Drink, Akhirnya Putuskan Mengakhiri Hidup

fin.co.id - 07/03/2022, 18:49 WIB

Depresi | Image oleh Arifur Rahman Tushar dari Pixabay

JAKARTA - Namanya Justin Bartholomew, pernikahannya gagal dan ia menjadikan energi drink sebagai pelarian.

Didiagnosa menderita depresi, pria 25 tahun ini disebut mengandalkan minuman tinggi kafein itu, untuk melewati hari-hari yang berat.

Tiga bulan mencekoki dirinya dengan energy drink, Justin Bartholomew akhirnya memutuskan untuk mengakhiri hidupnya sendiri.

"Ia depresi berat dan merasa (lebih baik) jika minum energy drink)," kata sang ayah dalam wawancaranya dengan Fab Daily, via The Sun (7/3).

"Namun lama kelamaan ia semakin ketagihan, dan minum lebih banyak lagi untuk melewati hari-harinya," lanjut ayah berusia 68 tahun itu.

Akibatnya, mendiang Justin pun mulai menunjukan gangguan tidur. Akibat kurang istirahat, lanjut Keiron, depresinya pun makin memburuk.

Menurut sang ayah, sulit untuk meyakinkan mendiang Justin untuk meninggalkan kebiasaannya itu.

"Ketergantungannya (akan energy drink) seperti orang ketergantungan narkona," kata Keiron .

Apa Kata Ahli

Menurut sebuah laporan yang dirilis pada British Medical Journal, satu dari tiga anak setidaknya meminum energy drink setiap pekannya.

Dari setiap kaleng energy drink, terdapat kandungan kafein setera satu cangkir espresso.

Tidak hanya itu, minuman yang juga tinggi kandungan gula itu, punya efek samping lain, seperti memicu lonjakan tensi, masalah tidur, sakit kepala dan perut.

Sementara itu menurut pakar gizi Robbie Clark, konsumsi terbukti dapat energy drink dapat membahayakan kesehatan, dan tidak menyarankan konsumsinya.

“Konsumsi energy drink adalah sesuatu yang tidak saya anjurkan dalam praktek saya. Tidak hanya mengandung terlalu banyak gula dan mid-high kafein, minuman ini juga dapat menyebabkan ketagihan," ujarnya.

Salah Persepsi Masyarakat akan Energy Drink

Admin
Penulis
-->