Terlebih, sebagai penjual gorengan, membutuhkan hingga 10 liter minyak goreng setiap harinya.
"Tetap aja susah mas dapatnya. Siapa cepat dia dapat itu pun harus antre berjam-jam," aku Nasrul.
Meski begitu, ia mengaku, meski harga minyak goreng sedang mahal namun dirinya tidak ikut menaikan harga karena khawatir dagangannya malah tidak laku.
Alhasil, pendapatannya menurun drastis dampak dari kelangkaan minyak goreng.
"Sebelum ada kelangkaan dari harga gorengan Rp2 ribu bersih untuk yang didapat bisa Rp200 sampai Rp300 ribu. Sekarang dapat untung Rp100 ribu aja udah bagus mas," terangnya
Sebagai pedagang kecil dia berharap, pemerintah bisa segera mengatasi masalah kelangkaan dan mahalnya harga minyak goreng.
Jika dibiarkan berlarut-larut, menurutnya, bukan hanya para ibu-ibu yang menjeri, pedagang kecil seperti dirinya pun bisa terancam gulung tikar.
"Ibu-ibu ngeluh jadi kesulitan memenuhi kebutuhan hidup dan pedagang seperti saya bisa gulung tikar kalau kondisi ini dibiarkan berlarut-larut," tukasnya (Rikhi Ferdian).