Nasional

Ngeri! Migrant Care Ungkap Bupati Langkat Diduga Memperbudak Pekerja Sawit Sampai Bikin Penjara di Rumahnya

fin.co.id - 25/01/2022, 02:48 WIB

KPK memperpanjang masa penahanan Bupati Langkat Terbit Rencana Perangin Angin dan lima tersangka lain dalam kasus dugaan suap proyek di Pemkab Langkat.

JAKARTA, FIN.CO.ID - Bupati Langkat Terbit Rencana Perangin Angin yang di-OTT KPK, diduga melakukan praktik perbudakan terhadap pekerja kelapa sawit di perkebunan miliknya.

Hal itu diungkap oleh Kelompok hak asasi manusia (HAM) Migrant Care,  dalam akun TikTok Direktur Migrant Care, Anis Hidayah. 

Menurut Anis, rumah sang Bupati memiliki penjara yang diduga untuk memperbudak para pekerja sawit.

(BACA JUGA: 4 Fakta Pengeroyokan Lansia di Pulogadung yang Diteriaki Maling Mobil)

Anis Hidayah menjelaskan, pihaknya mendapat laporan dari masyarakat di Sumatera Utara, bahwa Terbit Rencana Perangin Angin diduga melakukan praktik perbudakan modern terhadap puluhan pekerja kelapa sawit di rumahnya.

Kemudian dari hasil penelusuran yang dilakukan Migrant Care terungkap fakta mengejutkan, bahwa terdapat penjara di belakang rumah Bupati Langkat tersebut.

(BACA JUGA: Perubahan Pelat Nomor Jadi Putih, Ternyata Ini Alasan Polisi)

Setidaknya ada tujuh fakta temuan awal Migrant Care atas dugaan perbudakan di rumah Bupati Terbit Rencana Perangin Angin, dikutip dari akun TikTok Anis Hidayah sebagai berikut:

1. Di lahan belakang rumah Bupati Langkat ditemukan ada kerangkeng manusia yang menyamai penjara (besi dan digembok), yang diduga dijadikan kerangkeng untuk para pekerja sawit di ladangnya.

2. Ada dua sel di dalam rumah bupati yang digunakan untuk memenjarakan 40 orang pekerja setelah mereka bekerja.

3. Para pekerja yang dipekerjakan di kebun kelapa sawitnya, sering menerima penyiksaan, dipukuli sampai lebam-lebam, dan sebagian mengalami luka-luka.

4. Para pekerja tersebut dipekerjakan di kebun sawitnya selama 10 jam, dari pukul 8 pagi sampai pukul 6 sore.

5. Setelah mereka bekerja, dimasukkan ke dalam kerangkeng/sel dan tidak punya akses kemana-mana.

6. Setiap hari mereka hanya diberi makan 2 kali sehari.

Admin
Penulis
-->