JAKARTA - Harga minyak melemah, Senin, karena kasus varian Omicron virus corona yang meningkat cepat menghantam aktivitas ekonomi, meski kerugiannya dibatasi oleh gangguan pasokan di Kazakhstan dan Libya.
Mengutip dari laporan Reuters, di Singapura, Senin, 10 Januari 2022. harga minyak mentah berjangka Brent patokan internasional, turun 38 sen, atau 0,46 persen, menjadi USD81,37 per barel.
[caption id="" align="alignnone" width="1012"] Trend pergerakan harga minyak Brent di pasar NYMEX (TradingView)[/caption]
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), berkurang 34 sen, atau 0,43 persen, menjadi USD78,56 per barel.
[caption id="" align="alignnone" width="1012"] Trend pergerakan harga minyak WTI di pasar NYMEX (TradingView)[/caption]
Lapangan kerja di Amerika Serikat meningkat kurang dari ekspektasi pada Desember di tengah kekurangan pekerja, dan kenaikan pekerjaan diprediksi tetap moderat dalam jangka pendek karena lonjakan infeksi Covid-19 mengganggu aktivitas ekonomi.
Lebih dari 304,87 juta orang dilaporkan terinfeksi virus corona secara global dan 5.834.506 meninggal, menurut penghitungan Reuters.
Perusahaan energi Amerika memulai tahun yang baru dengan terus menambah rig minyak dan gas setelah meningkatkan jumlah rig pada 2021, menyusul penurunan selama dua tahun.
Jumlah rig minyak dan gas, indikator awal produksi di masa mendatang, naik dua unit menjadi 588 dalam sepekan hingga 7 Januari, level tertinggi sejak April 2020, menurut perusahaan jasa energi Baker Hughes Co dalam laporannya pada Jumat.
BACA JUGA:
Pekan Depan IHSG Diprediksi Melemah Tipis, Terseret Sentimen Suku Bunga The Fed
Inflasi Minggu Pertama Januari 2022 Diprediksi 0,61 Persen, Telur Ayam Ras Salah Satu Pemicu
Namun, gangguan pasokan di bagian lain dunia kemungkinan akan mendukung harga.