Permintaan Aset Safe-Haven Dorong Kenaikan Harga Emas

fin.co.id - 05/01/2022, 09:19 WIB

Permintaan Aset Safe-Haven Dorong Kenaikan Harga Emas

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

 

 

JAKARTA - Harga emas menguat, Selasa, karena permintaan untuk logam  safe-haven  itu didorong oleh kekhawatiran atas lonjakan kasus Covid-19 yang dapat mengancam pemulihan ekonomi global.

Harga emas di pasar spot naik 0,8 persen menjadi USD1.814,45 per ounce pada pukul 01.54 WIB, demikian mengutip laporan  Reuters,  di Bengaluru, Selasa (4/1/2021) atau Rabu (5/1/2021) dini hari WIB.

Sementara itu, emas berjangka Amerika Serikat ditutup meningkat 0,8 persen menjadi USD1.814,60 per ounce.

Tahun ini dimulai dengan rekor tertinggi baru untuk ekuitas, tetapi sulit untuk menentukan apakah kenaikan beruntun ini akan berlanjut, investor sudah mulai kembali ke tempat yang aman, kata Ed Moya, analis OANDA.

"Dampak Omicron akan paling terasa di sisi inflasi dan pemulihan ekonomi," papar Moya.Wall Street memangkas kenaikan setelah awal yang optimistis untuk Tahun Baru karena investor memutar kembali pengambilan risiko setelah data menunjukkan sektor

manufaktur Amerika melambat bulan lalu, dan kekhawatiran Covid-19 masih menghantui.Beberapa negara memberlakukan pembatasan untuk mengatasi lonjakan kasus yang didorong varian baru tersebut.

BACA JUGA:

IHSG Berpeluang Lanjutkan Trend Penguatan, Simak Rekomendasi Berikut

Nilai Tukar Petani Naik 1,08 Persen di Desember 2021

Harga Emas Merosot Lebih Dari 1 Persen, Ini Penyebabnya

Kekhawatiran seputar varian Omicron memicu permintaan  safe-haven  dalam emas, ungkap TD Securities, menambahkan bahwa, "harga emas yang lebih tinggi tidak konsisten dengan perhitungan pasar global dalam probabilitas 70 persen untuk kenaikan suku bunga The Fed pada Maret, yang membatasi pergerakan harga."

Emas, yang tidak menawarkan imbal hasil, cenderung tidak disukai investor saat suku bunga naik.

Kekhawatiran inflasi yang baru dapat menghantam pasar dalam waktu dekat dan melemahkan selera risiko karena imbal hasil obligasi kemungkinan akan terus meningkat, papar Jim Wyckoff, analis Kitco Metals.

Admin
Penulis