JAKARTA- Pengamat Politik Lingkar Madani Indonesia (Lima Indonesia), Ray Rangkuti menilai, elektabilitas Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan belum cukup untuk maju sebagai Calon Presiden di Pilpres 2024.
Sebab, Anies selama ini mempunyai dukungan dari kalangan Islam Politik. Menurut Ray Rangkuti, kelompok Islam politik ini hanya sedikit di Indonesia.
"Masalah Anies itu bukan masalah soal kinerja, masalah moral, anti korupsi. Masalah terbesar Anies itu karena orang menganggap dia ini calon presidennya Islam politik gitu loh," ujar Ray Rangkuti dikutip FIN,Senin 3 Januari 2022.
Dia menilai, Anies harus merupah cara pandang masyarakat yang selama ini menganggapnya cenderung erat dengan kelompok Islam politik. Dengan demikian, elektabilitas Anies bisa naik karena punya dukungan dari berbagai kalangan.
"Islam politik itu gak banyak pemilihnya di indonesia. Nah kalau Anies bisa mengubah image itu. Jadi tidak di kanan dia berpindah ke kiri, nah mungkin elektabilitasnya akan bisa terdongkrak," katanya.
Dia mengatakan, jika merujuk sejumlah hasil survei, elektabilitas Anies Baswedan hanya cukup jika dia maju sebagai Calon Wakil Presiden. Bukan Calon Presiden
"Jadi bacaan saya, lagi-lagi ya kalau elektabilitas Anies hanya sekitar 15 persen, pertumbuhannya hanya 2 persen sementara yang lain bisa 4-5 persen. Anies itu paling (mungkin) jadi calon Wakil Presiden," jelas Ray.
Belum lagi, menurut Ray, masa jabatan Anies akan berakhir di 2022. Maka aktivitas politiknya pun akan terbatas.
Meskipun Anies kini mulai gencar bersosialisasi di media sosial, terutama membuat konten YouTube, namun itu dirasa tidak mengangkat elektabilitas mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu.
"Saya mau katakan (Konten YouTube) itu rasanya nggak akan banyak efeknya pada elektabilitasnya itu. Kalau dia mencari posisi calon presiden kalau elektabilitasnya masih seperti yang sekarang nah saya mengatakan akan sulit. tapi kalau dengan elektabilitas seperti sekarang, paling hebat dia itu jadi calon Wakil Presiden," katanya. (dal/fin)