Terkait hal tersebut Mulyanto mendesak Bio Farma memprioritaskan produksi Vaksin Merah Putih dan bukan vaksin yang lain. Agar pengembangannya fokus dan berhasil guna.
Mulyanto menyayangkan jadwal pengembangan Vaksin Merah Putih ini terus molor.
Awalnya direncanakan semester pertama tahun 2022 sudah mendapat izin dari BPOM untuk diproduksi massal. Namun hingga saat ini tanda-tanda ke arah itu belum terlihat.
Kemudian di sisi lain, terkait penamaan Vaksin BUMN, terkesan terlalu sektoral.
“Masak namanya Vaksin BUMN. Mentang-mentang Menteri BUMN ikut nyapres. Apalah artinya sebuah nama? Namun, ngono sih ngono, sing ojo ngono lah," katanya.
"Mestinya nama vaksinnya yang lebih heroik nasionalis. Misalnya Vaksin Garuda, Vaksin Dwi Warna, Vaksin Trisakti. Jadi masyarakat tidak menduga yang aneh-aneh," tandas Mulyanto. (khf/fin)