JAKARTA - Pemerintah secara resmi menutup penyelenggaraan program Kartu Prakerja tahun 2021 pada Rabu, 15 Desember 2021. Pada penutupan tersebut dilaporkan beberapa pencapaian selama tahun 2021, baik dari segi pelaksanaan, tata kelola, maupun hasil evaluasi dampak Program Kartu Prakerja yang dilakukan secara independen oleh lembaga penelitian kelas dunia.
Apresiasi disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pada Konferensi Pers Penutupan Seri Program Kartu Prakerja Tahun 2021.
“Secara khusus, terkait dengan inklusivitas keuangan yang dilakukan, Program Kartu Prakerja dapat menjadi contoh bagi Presidensi Indonesia di Group of Twenty (G20). Program ini dapat direplikasi untuk emerging countries atau negara berkembang lainnya,” kata Airlangga, Rabu (15/12/2021).
Rilis Hasil Studi Evaluasi Dampak Program Kartu Prakerja yang dikeluarkan The Abdul Latif Jameel Poverty Action Lab (J-PAL) Southeast Asia (SEA) menyebutkan bahwa dari sisi layanan keuangan, Kartu Prakerja meningkatkan kepemilikan e-wallet 53 persen lebih tinggi daripada non-penerima dan memiliki probabilitas 40 persen lebih tinggi untuk belanja daring dengan menggunakan e-wallet-nya.
BACA JUGA: Siap-siap! Program Kartu Prakerja Dilanjut di 2022
Selain berdampak pada inklusi keuangan, studi JPAL SEA juga menunjukkan adanya dampak positif dari Program Kartu Prakerja terhadap ketahanan pangan, kebekerjaan dan kewirausahaan, pendapatan serta ketahanan finansial dari para penerima Kartu Prakerja.
Dampak positif dari temuan studi J-PAL SEA tersebut searah dengan temuan survei-survei yang sudah dilakukan oleh lembaga-lembaga lain sebelumnya, yaitu, BPS, TNP2K, Cyrus Network, CSIS, Ipsos, dan Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja sendiri.
“Efektivitas Program Kartu Prakerja telah terbukti secara ilmiah,” kata Airlangga.
Program Kartu Prakerja secara resmi mulai menerima pendaftaran secara on-demand atau mandiri melalui situs www.prakerja.go.id pada tanggal 11 April 2020, atau telah berjalan selama 20 bulan. Selama tahun 2021, tercatat ada 5.931.574 penerima Kartu Prakerja dari 34 provinsi dan 514 kabupaten/kota. Semua penerima tahun ini berbeda dari penerima tahun lalu sehingga selama kurun waktu 2020-2021, Program Kartu Prakerja telah memberikan pelatihan dan insentif kepada 11,4 juta orang.
Ekosistem Kartu Prakerja dibangun melalui kemitraan multi-pihak. Terdapat 7 platform digital, 181 lembaga pelatihan yang menyediakan 663 pelatihan, 5 mitra pembayaran, 8 institusi pendidikan, 4 job platform yang saling terkoneksi, serta 8 Kementerian dan Lembaga dan 17 Pemerintah Daerah yang membantu menyediakan data. Pada tahun ini, penerima Kartu Prakerja juga sudah dapat melihat informasi lowongan pekerjaan yang bersesuaian dengan pelatihan yang telah diambil atau keahlian masing-masing, sehingga antara sisi penawaran dan permintaan tenaga kerja terhubung.
BACA JUGA: Jumlah Pencabutan Penerima Kartu Prakerja Tahun Ini Turun Hingga 81 Persen
Dibandingkan tahun 2020, pada tahun ini terdapat peningkatan dari segi anggaran dan penyerapan. Jika pada tahun 2020 anggaran Kartu Prakerja ditetapkan sebesar Rp20 triliun dengan penyerapan sebesar 91,26 persen maka pada penyelenggaraan di tahun 2021, anggaran tersebut naik menjadi 21,2 triliun rupiah dengan penyerapan yang lebih maksimal, yaitu 99,85 persen.
Kinerja anggaran ini juga diikuti dengan tata kelola yang baik. Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi dalam kegiatan monitoring Program Kartu Prakerja pada 5 Agustus 2021 mengatakan sistem Program Kartu Prakerja dapat menjadi best practice untuk dijadikan contoh bagi program-program lainnya.