BULELENG - Miris dan memilukan terkait kasus seorang siswi Sekolah Menengah atas (SMA) disetubuhi bergantian empat siswa teman sekolahnya. Lebih memilukan aksi perbuatan mesum tersebut direkam melalui ponsel mereka dan disebarluaskan.
Peristiwa tersebut terjadi di Kecamatan Tejakula, Buleleng, Bali. Para pelaku telah diamankan, meski tak dilakukan penahanan.
Kapolres Buleleng AKBP Andrian Pramudianto menjelaskan terungkap kasus tersebut berawal dari viralnya video aksi asusila pelajar warga Tejakula, Kabupaten Buleleng, Bali pada Minggu, 12 Desember 2021. Kasus tersebut kemudian diselidiki dan diamankan empat siswa pemeran adegan mesum tersebut.
Meski telah diamankan dan diperiksa, namun pihaknya belum menetapkan satupun tersangka dari empat terduga pelaku persetubuhan dan pemeran video asusila.
“Untuk anak-anak yang ada di dalam video tersebut masih belum dewasa, rata rata semuanya di bawah umur 18 tahun dan belum ditetapkan statusnya. Selain itu, mereka juga kita kembalikan ke orang tua masing-masing dan tidak ada penahanan. Ini masih pengembangan,” katanya, seperti diberitakan Radarbali.id, Rabu, 15 desember 2021.
Meski demikian, penyidik selain masih terus memproses perkara ini, untuk sementara, keempat siswa terduga pelaku persetubuhan terhadap seorang siswi yang masih satu sekolah ini akan dikenakan wajib lapor.
“Terhadap anak-anak (para terduga pelaku) tersebut, kami meminta untuk melaksanakan wajib lapor,” tegasnya.
Diungkapkannya, berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, terungkap jika aksi persetubuhan secara bergilir itu dilakukan karena adanya informasi korban bisa dibayar.
“Hasil pemeriksaan peristiwa tersebut terjadi karena sebelumnya salah satu anak-anak (terduga pelaku) yang ada dalam video tersebut mendapatkan informasi bahwa korban bisa dibayar,” ungkapnya.
Sehingga atas informasi yang diterimanya itu, keempat siswa (para terduga pelaku) sepakat untuk membayar korban.
Miris dan mengejutkan lagi, para terduga pelaku ini imbuh Kapolres menyepakati untuk memberikan uang Rp50 ribu kepada korban.
Melalui kesepakatan untuk memberikan uang Rp50 ribu ke korban. Korban pun mau melayani keinginan keempat siswa tersebut.
“Jadi mereka sepakat memberikan uang ke korban, dengan kesepakatan itu, korban mau melayani keinginan anak-anak ini. Namun ini masih terus kami dalami,” katanya. (gw)