Twitter Humas Polri Sebut Mahasiswi dan Oknum Polisi Resmi Pacaran dan Lakukan Hubungan Suami Istri, Netizen Protes Keras!

fin.co.id - 06/12/2021, 12:20 WIB

Twitter Humas Polri Sebut Mahasiswi dan Oknum Polisi Resmi Pacaran dan Lakukan Hubungan Suami Istri, Netizen Protes Keras!

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

JAKARTA- Akun Twitter Divisi Humas Polri jadi bahan perbincangan di jagat Twitter. Akun resmi dengan user name @DivHumas_Polri ini menyebutkan bahwa kasus mahasiswi cantik Novia Widyasari yang tewas minum racun itu, berawal dari proses pacaran dengan oknum Polisi Bripda Randy Bagus.

Divisi Humas Polri menulis kutipan pernyataan Wakapolda Jawa Timur Brigjen Pol. Slamet Hadi Supraptoyo saat konferensi pers di Mapolres Mojokerto, Sabtu (4/12/2021) malam lalu. Disebutkan bahwa korban dan oknum Polisi resmi berpacaran pada tahun 2019. Kata 'resmi pacaran' ini menuai reaksi publik.

Bukan saja frasa 'resmi pacaran' tetapi juga disebutkan bahwa korban dan Bripda Bripda Randy Bagus melakukan hubungan suami Istri dan melakukan aborsi sebanyak 2 kali.

“Malam hari ini kita bisa mendapatkan seorang yang inisialnya RB yang profesinya adalah polisi yang mana saat ini bertugas di Polres Pasuruan Kabupaten,” tulis @DivHumas_Polri yang mengutip pernyataan Wakapolda Jawa Timur Brigjen Pol. Slamet Hadi Supraptoyo.

Dikatakan bahwa dari hasil pemeriksaan, ditemukan fakta bahwa korban dan oknum polisi tersebut sudah berkenalan sejak Oktober tahun 2019 di sebuah acara acara launching distro baju yang ada di Malang.

“Kemudian mereka bertukar nomor handphone, kemudian setelah itu mereka resmi berpacaran,” katanya.

Dikatakan, keduanya akhirnya resmi berpacaran hingga melakukan suatu perbuatan suami istri yang berlangsung sejak tahun 2020 sampai 2021. Dan kemudian melakukan aborsi sebanyak dua kali.

"Setelah resmi berpacaran keduanya melakukan perbuatan seperti layaknya suami Istri dan berlangsung sejak 2020 sampai 2021," tulisnya mengutip pernyataan Wakapolda.

Cuitan itu menuai reaksi publik. Polri dinilai seolah berpihak kepada oknum Polisi tersebut. Hingga mendapat reaksi publik, cuitan itu diduga telah dihapus.

"Pelajaran Original tweet Divisi Humas Polri ini sudah dihapus karena dihujat netizen twitter seharian tadi. Apa pelajaran yang bisa diambil dari kasus ini? Terutama tokoh publik/organisasi, sensitif-lah dalam pemilikan diksi! Pada kasus pelecehan dan perkosaan, gunakan kalimat empatik dan berpihak pada korban," Tulis pengusahan Iim Fahima di Instagram-nya.

"Kabar baiknya, komunikasi seperti ini bisa dipelajari, selama figur/organisasi memang punya kepedulian. Kabar buruknya, komunikasi empatik sulit dipalsukan, kalo dasarnya ga punya empati, akan kesulitan mengeluarkan gesture dan diksi yang genuinely empathetic. Pilihan diksimu, menunjukkan keberpihakanmu. Mari kita lihat, Polri ada di pihak yang mana," sambungnya.

"Saya mendukung komentar Mbak @iimfahima ini. Lembaga negara, termasuk kepolisian, sudah seharusnya sensitif dalam memberikan respon terhadap kasus perkosaan. Simpati dan keberpihakan harus pertama-pertama pada korban," kata akun Twitter milik tokoh NU, Ulil Absar Abdallah @ulil.

Budayawa ternama, Sudjiwo Tedjo juga angkat bicara. Dia menilai diksi 'resmi pacaran' tidak layak.

"Karena seformal apa pun yang namanya pacaran itu tidak akan pernah resmi. Kok pacaran, tunangan aja gak akan pernah resmi. Nikah, dan tercatat oleh negara dan janur sudah melengkung, nah ini baru resmi,” ucapnya," katanya.

Untuk diketahui, perbuatan Bripda Randy Bagus dinilai telah mencoreng wajah Polri. Bintara Polri yang berdinas di Polres Pasuruan itu diduga terlibat kasus bunuh diri Novia Widyasari.

Admin
Penulis