JAKARTA- Juru Bicara Muda Partai Amanat Nasional (PAN) Dimas Prakoso Akbar ikut angkat bicara terkait kontroversi Kepa Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurrachman yang kerap kali menyinggung soal Agama.
Dudung belum lama ini menyebut bahwa Tuhan bukan orang Arab. Pernyataan itu tuai kontroversi dan kecaman dari sejumlah tokoh dan cendekiawan muslim.
Belum usai dari perdebatan itu, Dudung kembali mengatakan agar jangan terlalu dalam dalam pelajari agama. Sebab nanti timbul penyimpangan. Pernyataan ini pun kembali jadi sorotan.
Dimas Prakoso Akbar mengatakan, biarkan dialektika dan dinamika menjadi ranah sipil. Sementara Dudung fokus ke militer.
Menurut Dimas, tugas militer cukup menjaga dan mengawasi kondusivitas. Tidak perlu Dudung terlalu jauh ikutan berdinamika kata-kata di ruang publik.
"Hampir setiap hari Jenderal Dudung mengisi pemberitaan di ruang publik yang menurut saya relevansinya minim terhadap tugas-tugasnya sebagai pimpinan Angkatan Darat. Sampai tampil di podcast kelas wahid," ujar Dimas, lewat keterangan tertulisnya, dikutip Senin (6/12/2021).
Dia mengatakan, Dudung yang acap kali berbicara tentang agama yang merupakan rana sensitif, semakin membuat kegaduhan di ruang publik.
"Sangat sering Jenderal Dudung mengomentari hal-hal sensitif khususnya tentang agama. Bukan membuat situasi kondusif malah memancing dan terus menerus mereproduksi kegaduhan di ruang publik khususnya media sosial. Tentu hal ini ngga produktif," katanya.
Dimas melanjutkan, bahwa posisi Dudung sebagai pimpinan Angkatan Darat seharusnya mengayomi masyarakat. Bukan malah berbicara seperti pimpinan ormas.
"Posisinya sebagai pimpinan Angkatan Darat yg seharusnya mengayomi tetapi statementnya seperti pimpinan ormas" pungkasnya.
Sebelumnya, Jenderal Dudung Abdurachman menyempatkan bertausiyah di Masjid Nurul Amin, Kota Jayapura, Provinsi Papua, beberapa waktu lalu.
Dalam tausiahnya, Dudung menyinggung tentang implementasi rasa syukur yang sudah diciptakan oleh Allah SWT kepada hambanya untuk menunaikan sholat. Dudung menyarankan agar tidak terlalu dalam mempelajari agama.
"Iman taklid, ada iman ilmu, ada iman iyaan, ada iman haq (haqul yaqiin), dan iman hakikat. Oleh karena itu, banyak sebagian dari orang Islam sering terpengaruh katanya hadis ini, katanya hadis itu, kata Nabi Muhammad SAW. Oleh karenanya jangan terlalu dalam, jangan terlalu dalam mempelajari agama," ujar Dudung dikutip dari video twitter Dispenad.
Dudung bilang jika terlalu dalam pelajari agama, nanti terdapat penyimpangan-penyimpangan.
"Akhirnya terjadi penyimpangan. Kaya Sumpah Prajurit, Sapta Marga, dan 8 Wajib TNI, kalau kalian prajurit tidak memahami tidak mengerti artinya Sapta Marga, Sumpah Prajurit, dan 8 Wajib TNI," kata mantan panglima Kostrad itu. (dal/fin).