JAKARTA - Pensiunan Garuda Indonesia Mencurigai Masalah Besar Dalam Proses Migrasi IFG Life Teka-teki mengenai proses perpindahan polis nasabah dari PT Asuransi Jiwasraya ke IFG life masih menjadi perdebatan, meskipun telah mendapatkan suntikan dana dari pemerintah melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 20 Triliun. Namun realisasi nya masih sekedar isapan jempol belaka.
Kekecewan terhadap proses migrasi tersebut disampaikan oleh Forum Purna Bhakti Garuda Indonesia Korban Jiwasraya (FPGIKJ).
Menurut dewan ketua FPGIKJ, Syahrul Tahir, antara Jiwasraya dengan IFG Life terlalu banyak berbelit dengan dalih pengalihan polis anuitas dana pensiun akan mulai dilakukan setelah proses clearance dari regulator rampung.
“Penyertaan Modal Negara dari pemerintah sebesar Rp 20 Triliun tidak diserahkan kepada Jiwasraya namun ke PT BPUI yang diserahkan lagi ke anak perusahaannya yang bernama IFG Life (bukan BUMN tetapi Swasta Nadional) namun kita semua tidak mengetahui besarannya khususnya untuk asuransi anuitas seumur hidup Pensiunan yang kenyataan hanya setelah restru hanya tinggal 7-8 tahun setelah dipaksa menanda tangani hasratnya sesuai keinginan Kementerian BUMN, Jiwasraya akan menyerahkan nasabah pensiunan anuitas kepada IFG Life itupun pihak Jiwasraya menolak dengan perjanjian NOVASI antara pensiunan BUMN selaku nasabah Jiwasraya dengan IFG Life (tripartied) dan terjadi pelanggaran perjanjian secara sepihak dengan unsur pemaksaan, penipuan, penzoliman kepada pensiunan,” kata Syahrul dalam keterangannya, Jumat (3/12/2021)
Syahrul juga menceritakan, bahwa sewaktu pemaparan restrukturisasi yang dilakukan Februari 2021 lalu, menurutnya, dengan PT Asuransi Jiwasraya menjanjikan dana pensiun kami (Pensiunan Garuda Indonesia) dipindahkan efektive Oktober 2021 melalui IFG Life.
"Ini adalah batas kemampuan Keuangan Jiwasraya bila mundur Jiwasraya tidak mempunyai kemampuan bayar polis nasabah pensiunan anuitas namun kenyataannya kami mendapatkan kabar bahwa dana pensiun akan dipindahkan pada akhir tahun ini, ini ada apa sebenarnya yang terjadi? Kok malah sering diundur seperti ini?,” terangnya.
"Berarti Jiwasraya masih mempunyai kemampuan bayar artinya Jiwasraya melakukan pembohongan yang tidak habis-habisnya terhadap pensiunan," sambungnya.
Lebih lanjut Syahrul mengatakan, bahwa Forum Purna Bhakti Garuda Indonesia Korban Jiwasraya (FPGIKJ) mencurigai adanya masalah besar pada proses transfer dari jiwasraya ke IFG Life.
“ini seperti tidak ada itikad baik dari pihak Jiwasraya dan IFG Life kepada nasabah jiwasraya terhadap polis anuitas seumur hidup, selalu muncul polemik-polemik yang menjadi perdebatan. Kita juga sudah banyak kerugian dengan dipotong dana asuransi anuitas seumur hidup pensiunan bumn antara 50% s/d 76% tanpa kompromi, dipaksa dan intimidasi untuk kelangsungan hidup Jiwasraya agar bisa membayar kewajiban polis bulanan kepada para pensiunan,” tuturnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, setidaknya ada lebih dari 300 ribu polis yang akan bermigrasi dari Jiwasraya ke IFG Life. Namun hingga saat ini belum juga terealisasi dengan alasan proses pengalihan akan dilakukan secara simultan untuk memastikan polis telah terverifikasi dan tervalidasi dengan baik dan telah memenuhi peraturan yang berlaku dari POJK yang disimpulkan belum clear dan clean.
Ternyata OJK sendiripun belum menerbitkan peraturan (POJK) bagi para peserta asuransi anuitas seumur hidup yang dimaksudkan misal: asuransi anuitas seumur hidup menjadi rata-rata 7-8tahun, pemotongan dana nilai tunai nominal saat pensiunan dibelikan asuransi anuitas seumur hidup yang diterima Jiwasraya sesuai perjanjian dengan pihak Garuda tahun 1996 dibayarkan secara lunas. Bukti-bukti atas perihal tersebut telah dimiliki.
"Semakin menariknya Jiwasraya dan ASABRI dua perseroan yang berbeda dengan produk yang sama Anuitas seumur hidup serta permasalahan yang sama dikorupsi secara masif dengan perbedaan dibawah pengawasan Kementerian BUMN dan Polhukam untuk ASABRI namun penyelesaian bagi pensiunan seumur hidup TNI dan Kepolisian tetap dibayarkan TIDAK ADA perubahan, sebaliknya tidak dengan Jiwasraya yang harus dikorbankan adalah pensiunan BUMN hingga terjadi permasalahan antara Pensiunan BUMN dengan Jiwasraya dan IFGLife. Dimana kehadiran Kementerian BUMN yang Amana?," pungkasnya. (der/fin)
Dapatkan berita terkini langsung di ponselmu. Ikuti saluran FIN.CO.ID di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029Vajztq