JAKARTA- Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengapresiasi kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dianggap cepat mengambil keputusan.
PDIP menganggap, Jokowi punya kelebihan dibandingkan Presiden RI sebelumnya. Disebutkan, Presiden RI 10 tahun lalu terlalu banyak mengadakan rapat, namun tidak mengambil keputusan
Hal ini disampaikan oleh Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto saat membuka webinar bertajuk 'Penganggaran Desa Wisata Perancangan Kebijakan Penganggaran Desa Wisata', yang digelar di kantor DPP PDIP, Kamis (21/10/2021).
"Pak Jokowi punya kelebihan dibanding pemimpin yang lain. Beliau adalah sosok yang turun ke bawah, yang terus memberikan direction, mengadakan ratas (rapat kabinet terbatas) dan kemudian diambil keputusan di rapat kabinet terbatas. Berbeda dengan pemerintahan 10 tahun sebelumnya, terlalu banyak rapat tidak mengambil keputusan," ujar Hasto.
Hasto mencontohkan saat Presiden Jokowi bersama para pembantunya antara lain Menteri Luar Negeri, Menteri BUMN, Menteri Kesehatan, sebagai satu kesatuan tim kesatuan tim negosiator sehingga akhirnya kita bisa mendapatkan vaksin. Tidak hanya itu, bahkan di dalam kerja sama didorong kemampuan nasional untuk mampu memproduksi vaksin.
Respon Partai Demokrat:
Partai Demokrat angkat bicara terkait pernyataan Hasto Kristiyanto tersebut.Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani mengatakan, tidak tepat jika tuduhan banyak rapat dialamatkan kepada pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) 10 tahun silam. Sebab menurut testimoni Wakil Presiden Jusuf Kalla, yang pernah mendampingi SBY dan juga Jokowi, memganggap pemerintah yang banyak mengadakan rapat justru pemerintahan Jokowi.
"Entahlah jika itu dimaksudkan kepada presiden terdahulu sebelum pak SBY. Merujuk pada testimoni pak JK yang pernah menjadi Wakil Presiden pak SBY dan juga pernah menjadi Wapres pak Jokowi, bahwa di zaman SBY lebih ringkas, lebih terarah, dan lebih cepat dalam mengambil keputusan. Kalau zamannya pak Jokowi, semua soal dirapatkan. Jadi dalam seminggu rapatnya bisa empat sampai lima kali," kata Kamhar kepada wartawan, Jumat (22/10/2021).
Kamhar mengatakan, menjadi wajar jika kepemimpinan SBY lebih efektif dan lebih cepat dalam pengambilan keputusan. Ia berujar hal itu tidak terlepas dari rekam jejak SBY yang memang sudah terbiasa dan terlatih menjadi pemimpin, termasuk saat menjadi taruna Akmil.
Tak hanya itu, SBY disebutnya juga memiliki latar belakang pendidikan sebagai Master of Art dari Management Webster University AS dan Doktor dalam bidang Ekonomi Pertanian dari IPB.
"Jadi dalam hal kepemimpinan, kemampuan pengambilan keputusan, kecepatan dan kualitas keputusan, pak SBY di atas rata-rata dan ini telah dibuktikan dengan 10 tahun kepemimpinannya telah menghantarkan Indonesia pada banyak capaian dan kemajuan," katanya.
Kamhar justru balik menyindir Hasto. Dia menyebut Hasto tidak merasakan realita kepemimpinan SBY.
"Jadi sekali lagi, kalau yang dimaksudkan Hasto adalah pak SBY, bukan hanya salah alamat. Mungkin Hasto sebelum pemerintahan pak Jokowi hanya hidup di alam mimpi, tak mengenal realita. Karenanya mengutip dan memodifikasi yang lagi viral dan kekinian di media sosial. Hei Hasto, bangun, ko tidor terlalu miring, bangun. Nanti ko pe otak juga ikutan miring," tandasnya. (dal/fin).