Gabung Di Holding UMi, PNM Pasang Target Pertumbuhan Nasabah

fin.co.id - 30/09/2021, 13:34 WIB

Gabung Di Holding UMi, PNM Pasang Target Pertumbuhan Nasabah

 

JAKARTA - Manajemen PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM memasang target pertumbuhan jumlah nasabah, dari yang saat ini berjumlah 10,8 juta nasabah, menjadi 12 juta nasabah pada 2022 mendatang, pasca bergabung dengan Holding BUMN Ultra Mikro (UMi).

Hal itu disampaikan oleh Dirut PNM, Arief Mulyadi, di Jakarta, Kamis (30/9/2021). Menurutnya target tersebut realistis dicapai seiring dengan penguatan ekosistem usaha yang lebih baik melalui Holding UMi, bersama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) selaku induk dan PT Pegadaian (Persero).

"Untuk tahun depan, memang kami sedang menghitung ulang. Kami justru berharap lebih tinggi dari itu (12 juta) nasabah," kata Arief.

Untuk saat ini, kata Arief, perseroan masih tetap konsisten dengan target yang telah ditentukan pada awal tahun 2021. Kendati telah tergabung dalam Holding UMi, pihaknya akan secara konsisten menjaga keberlangsungan dan semangat usaha nasabah yang sudah ada.

"Artinya, Holding UMi tak akan mengubah kualitas layanan dan produk jasa keuangan. Namun justru akan memperkuat apa yang telah dilakukan PNM selama ini," tegas Arief.

BACA JUGA: Pelaku Ekraf di Banyuwangi Dapat Bantuan Permodalan Dari PNM

"Bahkan kami terus mencari peluang untuk mendorong percepatan naik kelas (para pelaku usaha binaan), meningkatkan layanan, dan pada akhirnya bisa memberikan kontribusi terhadap akselerasi aktivitas ekonomi lokal dan nasional," sambungnya.

Sementara itu terkait sinergi layanan bersama dalam Holding UMi melalui integrasi gerai atau co-location, menurut Arief, sejauh ini telah berjalan di 54 titik dan menuju 78 titik. Perseroan optimistis penambahan integrasi kantor fisik masih akan bertambah lebih banyak lagi pada kuartal keempat 2021 dan berlanjut tahun depan.

Menurutnya kehadiran holding dapat mengoptimalkan peran pemberdayaan PNM dengan penurunan biaya overhead. Selain itu, jaminan kesinambungan pemberdayaan menjadi lebih kuat dengan tambahan fasilitas layanan jasa keuangan yang semakin lengkap karena dibantu oleh BRI dan Pegadaian.

"Tadinya PNM tidak bisa lakukan, sekarang dengan didukung oleh BRI sebagai induk holding dan Pegadaian sebagai sesama anggota holding kita bisa. Dan ada jaminan penuh dengan efisiensi dan efektifitas proses yang akan kami lakukan bersama, Insya Allah segera bisa kami berikan keringanan beban bunga atau margin pada para nasabah," pungkas Arief.

Sementara itu, Direktur Kelembagaan dan Perencanaan PNM Sunar Basuki mengatakan salah satu harapan besar dari pembentukan holding adalah untuk menurunkan biaya cicilan. Hal itu harus ditempuh agar kehadiran negara lewat BUMN lebih terasa dalam mendukung kinerja pelaku usaha di tataran bawah secara langsung. Terlebih langkah strategis ini bertujuan untuk memperkuat grass root economy.

"Hal ini juga sejalan untuk mendukung kinerja pelaku usaha ultra mikro lebih baik lagi di masa pemulihan ekonomi," tuturnya.

Sebagai gambaran, berdasarkan laporan keuangan PNM, aset perseroan tumbuh dari Rp31,66 triliun pada Desember 2020 menjadi Rp38,15 triliun per Juni 2021. Kontribusi terbesar dari komponen pembiayaan yang diberikan atau piutang pembiayaan kepada nasabah, yang meningkat dari Rp22,08 triliun menjadi Rp28,3 triliun pada periode yang sama.

Pendapatan bunga dan syariah kotor pun naik dari Rp2,52 triliun per Juni 2020 menjadi Rp3,61 triliun per Juni 2021. Setelah dikurangi beban operasional, pendapatan bersih tumbuh 53,6 persen secara year on year (yoy) menjadi Rp2,52 triliun pada paruh pertama 2021 dari sebelumnya Rp1,64 triliun.

Admin
Penulis