JAKARTA- Anggota DPR RI dari Partai Gerindra, Fadli Zon menyindir Pangkostrad Letjen Dudung Abdurrachman terkait raibnya patung tokoh sejarah di Museum Dharma Bakti, yang terletak di area Markas Kostrad, Jakarta Pusat.
"Setelah baliho, kini patung" sindir Fadli Zon di Twitter-nya, Selasa (28/9/2021).
Ada tiga patung hilang yakni patung Presiden Kedua RI Soeharto, patung Letnan Jenderal TNI Sarwo Edhie Wibowo, dan Jenderal AH Nasution.
Fadli Zon mengatakan, benda museum tidak bisa seenaknya diambil kecuali atas perintah atasan.
"Tidak bisa benda museum seenaknya diangkut atas permintaan seseorang. Apalagi menyangkut tonggak sejarah penting bangsa kita. Ini kesalahan yang fatal," ujar Fadli Zon.
Dia lantas sepakat dengan dugaan eks Panglima TNI Jenderal (purn) Gatot Nurmantyo yang menyebut TNI saat ini telah disusupi PKI.
"Salah satu taktik PKI setelah 1954 adalah Metode Kombinasi Tiga Bentuk Perjuangan (MKTBP). Salah satunya menyusup dan bekerja di kalangan angkatan bersenjata," ujar Fadli Zon.
Sebelumnya, Gatot Nurmantyo menuding, raibnya patung itu karena TNI telah disusupi komunis atau PKI.
Tuduhan itu kemudian dibantah Letjen Dudung Abdurrachman selaku Pangkostrad. Dudung mengatakan bahwa, Letjen TNI (purn) Azmyn Yusri Nasution sebagai orang yang memprakarsai patung itu, kini diambil kembali. Alasannya, AY Nasution takut akan dosa membuat patung.
"Saya hargai alasan pribadi Letjen TNI (Purn) AY Nasution, yang merasa berdosa membuat patung-patung tersebut menurut keyakinan agamanya. Jadi, saya tidak bisa menolak permintaan yang bersangkutan," kata Letjen Dudung. (dal/fin).