News . 17/09/2021, 21:17 WIB
/p>
JAKARTA - Cakupan vaksinasi pada kelompok sasaran lanjut usia (lansia) di Indonesia berjalan lambat. Penyebabnya, dipengaruhi oleh keterbatasan wawasan seputar penyakit penyerta alias komorbid.
/p>
"Masih banyak lansia yang takut divaksin. Rata-rata salah pemahaman tentang komorbid yang tidak boleh divaksin," ujar Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi di Jakarta, Jumat (17/9).
/p>
Menurutnya, keterbatasan wawasan lansia seputar informasi komorbid membuat orang cenderung mudah terpengaruh oleh berbagai informasi bohong atau hoaks. Akibatnya, batal ikut serta dalam program vaksinasi nasional.
/p>
Salah satunya berkaitan dengan keraguan lansia terhadap kehalalan produk vaksin. "Mereka ragu soal halal dan haram. Juga takut akan efek sampingnya," jelas Nadia.
/p>
Dia memastikan seluruh vaksin COVID-19 yang saat ini beredar di Indonesia telah dijamin keamanannya. Bahkan MUI sudah menerbitkan fatwa bahwa vaksin halal digunakan.
/p>
Hingga Jumat (17/9), capaian vaksinasi COVID-19 untuk target sasaran 21.553.118 jiwa lansia mencapai 5,8 juta jiwa lebih untuk dosis pertama. Sementara dosis kedua sebanuak 4,1 juta jiwa lebih.
/p>
Capaian tersebut tertinggal dari kelompok masyarakat rentan dan umum. Saat ini angkanya telah mencapai 28,80 persen untu dosis pertama.
/p>
Nadia mengatakan upaya mempercepat cakupan vaksinasi bagi lansia dilakukan Kemenkes dengan melibatkan tokoh masyarakat dan agama.
/p>
"Kami juga mendorong peran aktif pemerintah daerah melaksanakan vaksinasi ke rumah-rumah lansia. Tujuannya agar lokasi vaksinasi untuk lansia dapat dijangkau secara geografis maupun ekonomi," pungkasnya. (rh/fin)
/p>PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com