FOSBBI Dorong Industri Keramik Lokal Bertransformasi Produksi Ubin Porselen

fin.co.id - 14/09/2021, 18:32 WIB

FOSBBI Dorong Industri Keramik Lokal Bertransformasi Produksi Ubin Porselen

JAKARTA -  Forum Suplier Bahan Bangunan Indonesia (FOSBBI) mendorong industri keramik dalam negeri untuk bertransformasi dan berinovasi terhadap produknya. FOSBBI mendorong produsen keramik lokal untuk mulai berinvestasi dan memproduksi ubin porselen, sesuai dengan permintaan pasar saat ini. 

/p>

Hal itu disampaikan Ketua Umum FOSBBI, Antonius Tan, saat dihubungi Fajar Indonesia Network (FIN), Selasa (14/9/2021). Data FOSBBI menunjukan, hanya 10 produsen keramik lokal dari total 37 produsen keramik yang mampu memproduksi ubin porselen. Itu pun dengan kapasitas yang terbatas, tidak dapat memenuhi permintaan pasar. 

/p>

Hal ini juga dapat dibuktikan beberapa suplier ubin porselen tidak dapat dipenuhi pesanannya oleh produsen dalam negeri, apalagi harga produk lokal cenderung lebih murah dibandingkan dengan produk impor. 

/p>

"Sekarang market berubah, arahnya ke lifestyle. Sama seperti handphone, dulu orang beli hp jadul, sekarang kan orang butuh smartphone. Orang mana mau beli hp yang cuma bisa buat SMS," ujar Antonius. 

/p>

Diakui olehnya, produsen keramik lokal saat ini sudah terlena dengan produksi ubin keramik, karena selain harganya murah, para produsen keramik juga sudah terlanjur berinvestasi alat-alat produksi untuk kebutuhan ubin keramik saja. Sedangkan produk ubin porselen, dari sisi produksi juga lebih sulit karena bergantung dengan teknologi serta tingkat presisi yang tinggi. 

/p>

"Bila industri keramik dalam negeri tidak siap, mau tidak mau impor ubin porselen  akan berjalan terus karena ada permintaan pasar yang tidak dapat dipenuhi oleh industri lokal. Proyek-proyek besar seperti bandara, hotel, perkantoran, mall, perumahan mewah  menggunakan ubin porselen karena  memiliki keunggulan  dibandingkan dengan ubin keramik," ungkap Antonius. 

/p>

"Dikhawatirkan bila proyek Pemerintah yang membutuhkan ubin porselen tersebut terganggu karena persediaan produk lokal tidak cukup dan jangan sampai industri lokal malah melakukan impor ubin porselen melalui supplier terafiliasi dengan industri lokal, sehingga turut  memberi andil atas kenaikan impor," sambungnya. 

/p>

/p>

Berdasarkan data BPS impor ubin porselen pada periode  Januari – Mei 2021 dibandingkan pada periode yang sama pada tahun 2020 mengalami kenaikan 32,50 persen. Ini merupakan peringatan untuk produsen ubin keramik konvensional yang mulai ditinggal oleh konsumennya. Maka itu Antonius mengharapkan agar produsen ubin porselen dalam negeri segera bertambah jumlahnya dengan beralihnya industri penghasil ubin keramik ke ubin porselen. 

/p>

/p>

Impor Tidak Mengganggu Produsen Lokal

/p>

/p>

Menurut Antonius, pasar impor ubin porselen  sudah tercipta sejak 15 tahun lalu,  dimana mayoritas ubin porselen dibutuhkan untuk segmen menengah ke atas.

/p>

 "Artinya produk impor tersebut sesungguhnya tidak mengganggu produk ubin keramik lokal, bahkan saling melengkapi dan sasarannya juga berbeda," tuturnya.

/p>

 Namun demikian diakuinya dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat, maka ubin keramik konvensional akan makin ditinggalkan, atau dengan kata lain minat masyarakat untuk menggunakan ubin keramik bagi rumah mereka akan berkurang. 

/p>

"Hal ini sama apa yang terjadi di Cina yang tidak memproduksi lagi ubin keramik, karena tidak diterima oleh pasar dan menunjukan masyarakat Cina makin makmur. Ini harus diwaspadai oleh industri ubin keramik lokal berbasis tanah lempung merah, kalau tidak akan tergilas dengan kemajuan teknologi dan tuntutan pasar," tuturnya.

Admin
Penulis