JAKARTA - Pertamina International Shipping (PIS) melakukan strategi dan inovasi yang efektif efisien di sektor operasional / transportation cost, melalui inovasi digital yaitu menciptakan Aplikasi Automasi Pemantauan Kapal. Dengan adanya program ini, pemantauan yang sebelumnya dilakukan secara manual melalui komunikasi antara programmer kapal dengan awak kapal menjadi lebih mudah dan sekaligus mampu mengantisipasi tindakan penyelewengan.
/p>
Aplikasi ini digunakan Pertamina dalam Memonitor seluruh armada baik di dalam maupun di luar negeri, yang dapat diakses dari Pertamina Integrated Command Center (PICC).
/p>
Direktur Eksekutif Energy Watch Indonesia (EWI), Ferdinand Hutahaean saat dikonfirmasi mengenai hal itu menanggapi positif atas inovasi digital yang dilakukan PIS. Hal ini menurutnya akan membawa kinerja PIS menjadi lebih optimal dan profesional.
/p>
Namun demikian menurut Ferdinand, inovasi tersebut harus diikuti pula dengan kebijakan lain, agar tidak ada celah sedikitpun untuk melakukan penyelewengan dalam setiap kegiatan operasional. Kebijakan lain itu adalah melakukan revisi terhadap aturan pengendalian susut (losses) yang diijinkan, dari yang berlaku saat ini sebesar 0,5 persen.
/p>
Hal ini menurut Ferdinand penting, karena PIS berperan mendistribusikan BBM ke seluruh pelosok negeri dengan kemampuan distribusi sebesar 119 juta kiloliter di dalam negeri, dan 26 juta kiloliter di luar negeri.
/p>
"Tentu aplikasi digital ini kan memang akan berdampak dan kelihatan baik, karena bisa memantau kapal, perjalanan kapal, pergerakan kapal, berhenti atau tidak kan bisa dipantau secara digital. Jadi aplikasi ini bisa memantau kondisi kapal dan perjalanannya secara dimana, posisinya dimana, tapi kalau untuk mengetahui dia sedang apa ini aplikasi ini kan tidak mungkin terjadi. Karena selama ini kita sering denger ada istilah 'kencing di laut' dan ada loses cukup besar," ujar Ferdinand saat dihubungi Fajat Indonesia Network (FIN), Rabu (25/8).
/p>
Menurut Ferdinand, perubahan aturan losses yang diizinkan bisa memotong celah penyelewengan dalam pendistribusian BBM. Hal ini perlu dilakukan, untuk menyempurnakan digitalisasi yang dilakukan Pertamina, sebagai upaya optimalisasi kinerja PIS di pengangkutan dan distribusi.
/p>
"Yang paling penting sekarang aturan terkait loses yang harus diubah oleh Pertamina supaya jangan ada lagi kesempatan orang untuk "mencuri minyak" didalam perjalanan didalam aturan losses yang ditentukan. Disinilah harus ada terobosan baru, terutama merubah aturan losses karena disitu menjadi celah. Ini yang harus diperhatikan lagi kedepan oleh PIS dan Pertamina," tegasnya.
/p>
Sementara itu dalam kesempatan yang berbeda, Direktur Operasi PIS, Arief Kurnia Risdianto mengatakan inovasi digital ini memberikan hasil yang nyata antara lain optimalisasi jumlah penggunaan kapal, hitungan waktu trayek kapal, dan aktivitas bongkar muat lebih efisien apabila dibandingkan dengan perusahaan shipping internasional pada umumnya (17 persen lebih rendah).
/p>
Selain itu, hasil lainnya yaitu optimalisasi penggunaan jumlah kapal dapat menekan biaya operasional tanpa harus menaikkan biaya jasa perusahaan (walaupun harga minyak terus meningkat) sehingga tidak membebani masyarakat Indonesia dan menghasilkan saving biaya pengangkutan sebesar USD 84 Juta.
/p>
"Artinya dengan aplikasi ini, dimanapun , kapanpun dan oleh siapapun yang diberikan kewenangan dapat dengan mudah memonitor kondisi kapal yang dioperasikan oleh PIS secara realtime," kata dia. (git/fin)
/p>