JAKARTA - Pasca menuai kritik yang meluas dari berbagai kalangan, BPIP akhirnya mengganti tema lomba penulisan artikel dalam peringatan Hari Santri Nasional. Anggota Komisi VIII DPR RI Bukhori Yusuf mengkritik BPIP supaya melakukan koreksi diri setelah banyak menuai kontroversi sejak awal pembentukan lembaga ini.
/p>
“BPIP seperti dijalankan secara ugal-ugalan. Sikap tidak konsisten BPIP semakin menunjukan cara berpikir dan sikap orang-orang di lembaga ini yang tidak dewasa alias kekanak-kanakan,” kritiknya.
/p>
BPIP harus membenahi cara pandangnya dalam melihat diskursus Islam dan kebangsaan agar berhenti melukai perasaan umat Islam akibat cara pandang yang antagonistik.
/p>
Lebih lanjut, politisi PKS ini mempertanyakan kinerja BPIP yang menurutnya, belum dirasakan manfaatnya secara optimal.
/p>
Dalam kapasitasnya sebagai lembaga negara, BPIP semestinya memiliki desain program yang bisa memastikan setiap kebijakan pemerintah mencerminkan nilai religius, beradab, persatuan, demokratis, dan berkeadilan sosial, atau kita sebut ‘Kebijakan Pancasilais’.
/p>
“Secara konkret, nilai Pancasila harus tercermin dari watak maupun kebijakan penyelenggara negara yang memihak dan memperjuangkan taraf hidup rakyat yang lemah,” imbuhnya.
/p>
Sayangnya, kebijakan pancasilais tidak tercermin dari penyelenggara negara yang diharapkan menjadi suri tauladan bagi rakyat dalam mengamalkan nilai Pancasila.
/p>
Misalnya saja, bansos untuk rakyat justru dikorupsi oleh menteri yang sepatutnya melindungi; Penegakan hukum masih dilakukan tebang pilih; Lembaga pemberantasan korupsi semakin dikebiri; Para pendengung (buzzer) dibiarkan memecah-belah tanpa takut masuk jeruji besi; Janji gemar diucap, namun jauh dari ekspektasi.
/p>
“Jadi, apa saja peran BPIP selama ini? Dimana kebijakan pancasilais yang kita harapkan itu? Lalu, seberapa siginifikan dampak dari keberadaan lembaga ini terhadap kebijakan pemerintah? Saya harap program-program BPIP bukan sekadar gimmick, tetapi mampu hasilkan program yang memberi manfaat nyata kepada masyarakat,” ujarnya. (khf/fin)
/p>