News . 17/08/2021, 20:49 WIB
JAKARTA - Momentum 76 tahun Kemerdekaan Indonesia masih belum bisa dirasakan petani, peternak dan nelayan. Kesejahteraan, kecerdasan dan kedamaian jiwa bagi mereka belum terwujud.
/p>
Anggota Komisi IV DPR RI Johan Rosihan menyatakan peringatan Kemerdekaan harus disikapi dengan sejumlah evaluasi objektif terhadap kondisi saat ini. Terutama di sektor pangan dengan obyek petani, peternak, dan nelayan. Sebagai bukti, skor Indeks keberlanjutan pangan Indonesia juah lebih buruk dari Zimbabwe dan Ethiopia.
/p>
"Pada era pandemi ini, sektor tanaman pangan telah memainkan peran yang sangat penting karena hanya sektor Pertanian yang memiliki pertumbuhan positif namun anggaran pertanian terus berkurang setiap tahun, bahkan tahun 2020 lalu dipotong mencapai Rp7 triliun," katanya dalam keterangan tertulisnya, dikutip laman resmi DPR, Senin (16/8).
/p>
Dikatakannya, mestinya pemerintah menjadikan pertanian sebagai basis ekonomi nasional karena secara kewilayahan Indonesia memiliki 86,98 persen dari total desa yang punya potensi dan penghasilan utama sektor Pertanian. Namun kebijakan nasional tidak menempatkan pertanian sebagai prioritas pembangunan.
/p>
Di sisi lain, Indonesia menunjukkan surplus beras nasional setiap tahun namun impor beras terus meningkat setiap tahun.
/p>
"Produktivitas beras Indonesia berkisar antara 5,13-5,24 ton/ha dan berada sedikit di bawah Vietnam, namun biaya produksi beras Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya sehingga petani Indonesia belum sejahtera," paparnya.
/p>
Politisi PKS ini menyatakan, pemerintah belum berhasil meningkatkan taraf hidup petani untuk lebih sejahtera dan berbagai penyebab dari belum hadirnya kesejahteraan itu ditunjukkan dengan kenyataan harga di tingkat petani yang selalu jatuh pada saat panen, nilai tukar petani yang masih rendah, upah riil buruh tani yang cenderung melemah.
/p>
Kemudian adanya kemiskinan yang terpusat di pedesaan, realitas rumah tangga miskin yang bekerja di sektor Pertanian yang mencapai 46,3 persen, serta adanya perkembangan penduduk miskin selalu meningkat, di perkotaan naik 1,32 persen dan di pedesaan naik 0,6 persen setiap tahun. Demikian juga dengan perkembangan Gini Ratio dari 2015-2020 yang menunjukkan di perkotaan naik 0,06 dan di pedesaan naik 0,02.
/p>
Pada 76 tahun Indonesia Merdeka, dinilainya belum menunjukkan hadirnya kecerdasan publik sektor Pertanian yang ditandai dengan hasil Survei Pertanian Antar Sensus (Sutas 2018) BPS menunjukkan bahwa petani pengguna internet hanya berjumlah 4.501.415 orang dan petani bukan pengguna internet mencapai 28.986.391 orang.
/p>
"Di sisi lain saat ini telah terjadi krisis petani muda, dimana berdasarkan data BPS dari tahun 2013 sampai 2020 telah terjadi penyusutan drastis petani usia produktif usia 25-34 tahun hanya tersisa sekitar 2,9 juta petani muda," tuturnya.
/p>
Johan menuturkan, kemerdekaan Indonesia ternyata belum mampu menghadirkan kedamaian di hati petani yang ditandai dengan terjadinya krisis kepemilikan lahan. Sebagian besar petani hanya memiliki lahan kurang dari 0,5 hektar, bahkan berdasarkan data BPS jumlah rumah tangga petani yang memiliki lahan kurang dari 0,5 Hektar telah mencapai 16,25 juta rumah tangga.
/p>
"Saya merasakan bahwa petani kita selalu risau dan gelisah disebabkan selalu terjadi kelangkaan pupuk setiap tahun, serta adanya Impor pangan yang semakin tinggi setiap tahun yang menciderai kedaulatan pangan nasional. Maka sebagai evaluasi 76 tahun Indonesia Merdeka diperlukan garis kebijakan negara yang menunjukkan keberpihakan pada petani, peternak dan nelayan Indonesia," tutupnya.(gw/fin)
/p>PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com