News . 12/08/2021, 19:24 WIB
JAKARTA - Pemerintah memutuskan untuk sementara menghilangkan data angka pasien yang meninggal dunia akibat terpapar COVID-19. Versi Satgas Penanganan COVID-19, jumlah kematian dan kesembuhan belum realtime. Karena ada wilayah yang belum patuh menginput data.
/p>
"Pencatatan yang dilakukan belum bisa realtime. Untuk verifikasi otomatis sudah mulai dilakukan. Pada saat sinkronasi mulai ditemukan adanya gap-gap data," ujar Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas COVID-19, Dewi Nur Aisyah melalui kanal YouTube BNPB, di Jakarta, Kamis (12/8).
/p>
Menurutnya, ada beberapa daerah yang belum mengupdate data kematian dan kesembuhan. Namun, menginput kasus Corona. "Beberapa daerah ada juga yang kepatuhan pengisian belum baik. Benar mereka menginput kasus. Namun, update pasien sembuh dan meninggal tidak dilakukan. Sehingga kesannya jumlah kasus aktif tidak berkurang," terangnya.
/p>
Kondisi inilah yang membuat kasus aktif setinggi saat ini. Satgas, lanjutnya, meminta agar sinkronasi data bisa berjalan. Tujuannya agar gap data bisa diminimalisir. "Bagaimana koordinasi Kemenkes dengan dinas kesehatan kabupaten/kota bisa berjalan. Ini penting agar data-data yang masuk realtime dan sesuai fakta di lapangan," tutupnya. (rh/fin)
/p>PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com