Perubahan Skema ICP Pengaruhi Neraca Perdagangan Nasional

fin.co.id - 20/05/2021, 14:30 WIB

Perubahan Skema ICP Pengaruhi Neraca Perdagangan Nasional

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

JAKARTA - Perubahan skema penetapan Indonesian Crude Price (ICP), disebut bakal mempengaruhi neraca perdagangan nasional. Sebab, perubahan skema ICP itu membuat harga komoditas berubah, sehingga hal itu berdampak pada kinerja ekspor dan impor nasional.
"Sejumlah komoditas andalan Indonesia mengalami penyesuaian harga sehingga berpengaruh pada nilai ekspor," ujar Kepala Badan Statistik Nasional (BPS), Suhariyanto di Jakarta, Kamis (20/5).
Suhariyanto merinci beberapa produk unggulan Indonesia yang mengalami perubahan akibat ICP pada bulan Maret 2021 yang semula USD63,5 per barel, turun menjadi USD61,96 per barel atau setara 2,43 persen. Namun jika dibandingkan pada periode April 2020 lalu, harga ICP naik sangat tinggi hingga mencapai 200 persen.
“Untuk komoditas non migas lain yang harganya turun secara bulanan seperti karet, batubara dan coklat. Untuk karet misalnya harganya turun 9,10 persen (month to month / mtom) meski secara year on year (yoy) naik 61,41 persen,” ungkapnya.
Sementara itu komoditas unggulan Indonesia yang mengalami perbaikan harga khususnya produk non migas adalah minyak kelapa sawit, tembaga, aluminum, emas dan timah. Untuk harga kelapa sawit secara bulanan (mtom) naik 4,24 persen dan secara tahunan (yoy) naik jauh lebih tinggi yaitu 76,5 persen.
Kemudian untuk harga tembaga secara bulanan naik 3,74 persen dan secara tahunan naik lebih tinggi 84,4 persen. Sedangkan harga emas dari Maret ke April 2021 juga meningkat 2,23 persen dan secara tahunan naik 4,6 persen.
“Dengan perubahan harga tersebut maka berpengaruh pada neraca perdagangan nasional khususnya nilai total ekspor akibat kenaikan volume dan juga kenaikan harga komoditas,” pungkasnya. (git/fin)

Admin
Penulis