Tak Diragukan Lagi, Vaksin Sinovac Ampuh Halau Covid-19

fin.co.id - 13/05/2021, 15:30 WIB

Tak Diragukan Lagi, Vaksin Sinovac Ampuh Halau Covid-19

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

 

JAKARTA - Vaksin Sinovac Biotech Ltd. disebut telah terbukti keampuhannya dalam menghalau ancaman Covid-19 pada petugas kesehatan di Indonesia. Ini memberikan sinyal yang menggembirakan bagi banyak negara berkembang yang mengandalkan vaksin dari perusahaan China itu, kendati dalam uji klinis memperlihatkan kinerja yang lebih buruk dibanding vaksin buatan industri farmasi Barat.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, Indonesia telah melacak 25.374 petugas kesehatan di ibu kota Jakarta, selama 28 hari setelah mereka menerima dosis kedua suntikan vaksin Sinovac. Dari pelacakan selama Februari lalu itu ditemukan bahwa vaksin tersebut mampu melindungi para petugas kesehatan hingga 100 persen dari kematian, dan 96 persen dari rawat inap setelah tujuh hari mendapatkan vaksin.

Dikutip dari Bloomberg, Budi juga mengatakan bahwa 94 persen pekerja telah terlindungi dari infeksi, hasil luar biasa yang melampaui hasil pengukuran dalam berbagai uji klinis penyuntikan vaksin, meskipun tidak dijelasakn apakah pekerja mengalami penyaringan untuk mendeteksi asimtomatik bawaan.

"Kami melihat penurunan yang sangat, sangat drastis dalam rawat inap dan kematian di antara pekerja medis," kata Budi, dikutip Kamis (13/5)

Tidak diketahui strain virus corona apa yang ditangkal dengan suntikan Sinovac di Indonesia, namun yang jelas Indonesia belum mengalami wabah besar yang disebabkan oleh varian virus corona baru yang dikhawatirkan lebih ganas.

Data pekerja kesehatan Indonesia itu memperkuat indikasi yang diperlihatkan di Brasil bahwa suntikan vaksin Sinovac lebih efektif daripada yang dibuktikan dalam fase pengujian, yang memperlihatkan tingkat efektivitas yang berbeda dan munculnya pertanyaan mengenai transparansi data.

Hasil dari uji coba Fase III terbesar di Brasil, menempatkan efikasi suntikan vaksin yang dikenal sebagai CoronaVac itu sedikit di atas 50 persen, terendah di antara semua vaksin Covid generasi pertama.

Juru bicara Sinovac di Beijing mengatakan perusahaan tidak dapat mengomentari studi Indonesia sampai memperoleh rincian lebih lanjut.

Dalam wawancara terpisah, CEO Sinovac Yin Weidong mengakui ada perbedaan dalam data klinis di sekitar penyuntikan vaksin, namun ia mengatakan ada bukti yang berkembang bahwa CoronaVac berkinerja lebih baik ketika diterapkan di dunia nyata.

Namun contoh dunia nyata juga menunjukkan bahwa kemampuan vaksin Sinovac untuk memadamkan wabah membutuhkan sebagian besar orang untuk divaksinasi, sebuah skenario yang sangat sulit dicapai oleh negara berkembang dengan infrastruktur kesehatan yang buruk dan akses vaksin yang terbatas.

Dalam studi pekerja kesehatan Indonesia, dan studi lainnya di kota Serrena, Brazil yang berpenduduk 45.000 orang, hampir 100 persen orang yang diteliti telah divaksinasi penuh. Penyakit serius dan kematian turun tajam setelah mereka diinokulasi.

Sebaliknya, Chili mengalami wabah yang muncul kembali setelah memvaksinasi lebih dari sepertiga dari populasinya yang berjumlah 19 juta, salah satu tingkat tercepat di dunia, tetapi tidak cukup cepat untuk menghentikan penyebaran varian agresif yang melanda Amerika Latin.

"Kelompok orang yang paling awal divaksinasi di Chili adalah orang tua. Kurang dari 15 juta dosis yang diberikan ke Chili, yang berarti hanya 7 juta orang yang bisa mendapatkan suntikan vaksin. Itu sama dengan 36% dari populasi 19 juta," kata Yin.

"Normal bahwa suatu negara mengalami kebangkitan infeksi karena aktivitas sosial yang meningkat di antara orang-orang muda yang sebagian besar tidak diinokulasi."

Admin
Penulis