JAKARTA - Belum lama ini Raffi Ahmad selaku pemilik Rans Cilegon FC menemui Ketua Umum (Ketum) PSSI, Mochamad Iriawan. Dalam pertemuan itu dibahas soal perubahan nama yang dilakukan oleh Cilegon United FC.
Potongan video tersebut di-posting oleh akun Instagram @pengamatsepakbola pada Minggu (9/5). Intinya pria yang disapa Iwan Bule itu setuju jika ke depannya Raffi merubah nama dan domisili klub.
Menurut ketum PSSI hanya ada tujuh klub yang tidak boleh ganti nama, logo dan domisili. Mereka adalah Persija Jakarta, Persib Bandung, Persebaya Surabaya, PSM Madiun, PPSM Magelang, Persis Solo dan PSIM Yogyakarta.
BACA JUGA: Akuisisi Rans Cilegon FC, Raffi Ahmad Harusnya Contoh Roman Abramovich
Pernyataan dari Iwan Bule tentu mengundang komentar dari para netizen yang mayoritas mempertanyakan keputusan tersebut. Termasuk soal pernyataan dari mantan Sekretaris Jenderal (Sekjend) Ratu Tisha.
“Tahun 2020 akan keluar regulasi keanggotaan. Ketika pendaftaran klub keanggotaan yang terkait dengan homebase, nama homebase tidak akan bisa dipindahkan. Apabila ada merger atau jual beli, yang di-merger atau jual beli itu entitas, badan hukum. Bukan klubnya,” ucap Sekjend Tisha sekitar dua tahun lalu.
Pernyataan Tisha kala itu dikeluarkan ketika adanya klub dengan nama baru Tira-Persikabo dan Perseru Badak Lampung FC. Berpegang pada ucapan sekjend, ada netizen yang mempertanyakan soal aturan tersebut di kolom komentar.
"Enak ya, dulu katanya bu sekjend klub ga bisa ganti nama dan domisili seenaknya loh padahal, upsss katanya itu sesuai statuta, kok ini beda lagi? Statuta berubah setiap waktu saat diperlukan kah? wkwkwk," tulis akun bernama @irfannbraif29.
Kemudian ada juga komentar dari @yusufcahyanaaa, dirinya beranggapan semua bisa dilakukan karena uang. "Duit-duit.. Klaau tim lain gak bakal bisa, pasti dibilang ini sudah ada aturannya," tulis akun @ibnullawyer.
Ada juga komentar bernama negatif lainnya yang merasa kasihan dengan nasib para suporter di Cilegon. Mereka harus kehilangan klub kesayangan yang selama ini sudah didukungnya sejak lama.
"Asik ganti nama. Tapi kasian juga suporter Cilegon mereka mau gak mau harus merelakan klub kesayangannya," tulis akun bernama @yogga_kdanee.
Keputusan Raffi yang mengganti nama dan domisili klub terus menjadi polemik bagi sepak bola nasional. Dengan sistem seperti ini dikhawatirkan bisa merusak sejarah klub, berbeda dengan yang terjadi di Eropa dimana investor tidak merubah nama dan domisili.