Pertama Kali Dalam Sejarah, Ada Foto Jokowi di Raung Konferensi Pers KPK, Febri Diansyah: Apa Maksudnya?

fin.co.id - 06/05/2021, 14:00 WIB

Pertama Kali Dalam Sejarah, Ada Foto Jokowi di Raung Konferensi Pers KPK, Febri Diansyah: Apa Maksudnya?

JAKARTA – Ada yang berbeda di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat menggelar konferensi pers menyampaikan hasil asesmen tes wawasan kebangsaan pegawai KPK untuk  alih  status  sebagai aparatur sipil negara (ASN), Rabu (5/5/2021).

Biasanya, background dalam konferensi pers hanya terlihat logo KPK. Namun kali ini, ada foto Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Maruf Amin. Ditengah pimpinan Negara ini, ada lambang Garuda Pancasila. Ini merupakan pertamakali dalam sejarah KPK.

Penempatan simbol-simbol negara itu menjadi sorotan pegiat anti korupsi, Febri Diansyah. Lewat akun Twitternya, dia mengungkapkan beberapa kesalahan penempatan simbol negara itu.

“Sebenarnya bagaimana aturan pemasangan symbol-simbol negara? UU No. 24 Tahun 2009 pada Pasal 55 mengatur penempatan Foto Presiden dan Wapres sejajar tapi  lebih rendah dari Lambang Negara. Lambang Negara itu apa? Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika,” kata Febri, Kamis (6/5/2021).

Mantan Juru Bicara KPK itu kemudian menjelaskan soal lambang negara termasuk kondisi di KPK sebelumnya. Terutama soal pemasangan simbol-simbol negara.

“Jadi, UU tidak menyebut logo lembaga. Tapi lambang Negara. Sebelumnya di ruang konpers memang tidak ada foto Presiden dan Wapres, termasuk di era Pimpinan sekarang yang dilantik sejak Desember 2019 lalu. Namun di ruangan-ruang KPK sejak awal dulu terdapat lambang Negara dan Foto Presiden dan Wapres,” tulisnya di akun @febridiansyah.

“Demikian juga tentang penggunaan Bendera. Pada Pasal 16 (2) UU No. 24/2009, diatur: Dalam pertemuan atau rapat yang menggunakan Bendera Negara:b. apabila dipasang pada tiang, Bendera Negara ditempatkan di sebelah kanan pimpinan rapat atau mimbarAturannya di sebelah kanan ya..,” sambungya.

Febri Diansyah kemudian menyentil pimpinan KPK terutama soal tes wawasan kebangsaan yang belakangan menjadi polemik. Terlebih ada 75 pengawai yang dinyatakan tak lulus tes tersebut.

“Jadi apa maksud tampilan baru konpers tersebut? Saya ga tahu. Yang lebih penting, selain menempatkan simbol secara benar, semoga kita bisa laksanakan cinta tanah air dan kebangsaan jauh lebih dalam dibanding slogan dan bungkus. Memberantas korupsi adalah salah satu bukti cinta tanah air yang sesungguhnya,” ungkapnya. (fajar/fin)

Admin
Penulis