Duga Ada Upaya Benturkan NU dengan Jokowi, Ferdinand: NU Bukan Seperti FPI yang Bodoh!

fin.co.id - 22/04/2021, 06:17 WIB

Duga Ada Upaya Benturkan NU dengan Jokowi, Ferdinand: NU Bukan Seperti FPI yang Bodoh!

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

JAKARTA- Pegiat media sosial, Ferdinand Hutahaean menduga ada pihak-pihak yang ingin mengadu domba, membenturkan Nahdatul Ulama (NU) dengan pemerintahan Joko Widodo.

Hal itu terlihat ketika banyak pihak yang protes ketika nama tokoh pendiri NU hilang dari Kamus Sejarah Bahasa Indonesia terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud RI).

"Saya perhatikan ada upaya kotor, jorok dan jahat dari kelompok tertentu untuk menjadikan masalah sejarah ini sebagai propaganda isu membenturkan Pemerintahan Jokowi dengan PBNU," kata Ferdinand di akun Twitter-nya, Kamis (22/4).

Dia mengatakan bahwa, NU tidak terpancing dengan upaya adu domba tersebut. NU tidak seperti ormas Front Pembela Islam (FPI).

"Mereka salah, mereka lupa NU tidak seperti FPI HTI dan kelompok radikal lain yang bodoh bisa dibakar cepat seperti pentol korek," katanya.

Diketahui, selain tokoh pendiri NU hilang dari kamus Sejarah Indonesia, tokoh Komunis malah muncul dan diulas dalam kamus setebal 339 halaman itu.

Misalnya, muncul profil Henk Sneevliet. Sneevliet diketahui adalah pendiri Indische Social-Democratische Vereniging (ISDV), organisasi beraliran kiri yang menjadi partai komunis pertama di Asia.

Ada juga profil Darsono atau Raden Darsono Notosudirjo adalah tokoh Sarekat Islam (SI) yang pernah menjabat sebagai Ketua Partai Komunis Indonesia pada 1920-1925.

Hingga Dipa Nusantara Aidit atau DN Aidit yang merupakan Ketua PKI. Profil DN Aidit ditemukan pada Kamus Sejarah Indonesia halaman 58.

Nahdlatul Ulama (NU) juga telah memprotes Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim karena pendiri NU, Hadratus Syekh Hasyim Asy'ari mendadak hilang dari Kamus Sejarah Indonesia Jilid I terbitan Kemendikbud.

Ketua Umum NU Circle, R. Gatot Prio Utomo, memprotes keras dan meminta Nadiem bertanggung jawab atas penghilangan jejak sejarah ini.

“Kami tersinggung dan kecewa atas terbitnya Kamus Sejarah Indonesia ini. Kamus itu memuat foto Hadratus Syech Hasyim Asy’ari tetapi tidak ada “entry” nama beliau sehingga berpretensi menghilangkan nama dan rekam jejak sejarah ketokohannya," kata Gatot dalam keterangannya, Senin (19/4)

"Kami meminta kamus itu direvisi dan ditarik dari peredaran,” ucap pria yang akrab disapa Gus Pu itu menegaskan.

Gus Pu menyebut kamus itu terdiri dari dua jilid; Jilid I Nation Formation (1900-1950) dan Jilid II Nation Building (1951-1998). (dal/fin). 

Admin
Penulis