Pertemuan Megawati dan Nadiem Bukan Kali Pertama

fin.co.id - 21/04/2021, 19:53 WIB

Pertemuan Megawati dan Nadiem Bukan Kali Pertama

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

JAKARTA - Pasca bertemunya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim dengan Ketua Dewan Pengarah BPIP Megawati Soekarnoputri menjadi sorotan khalayak. Terlebih saat ini tengah santer isu reshuffle kabinet.

Yakni pasca adanya peleburan dua kementerian (Kemendikbud dengan Kemenristek) dan satu kementerian baru (Kementerian Investasi).

Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristianto dalam keterangannya mengatakan, pertemuan tersebut bukan kali pertama. Pambahasan dalam dua jam pertemuan tersebut juga menyangkut isu pendidikan nasional yang saat ini tengah ramai diperbincangkan.

"Dengan pengalaman yang sangat luas, terlebih konsistensi perjuangan Bu Mega pada jalan Pancasila, maka wajar jika secara periodik Ibu Mega berdialog dengan Presiden Jokowi dan jajaran pemerintahannya, baik dari kalangan menteri, badan-badan negara maupun pimpinan partai dan pimpinan lembaga-lembaga tinggi negara," ujar Hasto, Rabu (21/4).

Menurutnya, pertemuan dengan Nadiem sudah dilakukan beberapa kali. Yakni membahas politik pendidikan yang bertumpu pada upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Politik pendidikan untuk meletakkan landasan kebudayaan bagi kemajuan bangsanya melalui penguasaan iptek, politik pendidikan yang berakar pada sejarah perjuangan bangsa.

"Jadi dialog tersebut memang perlu bagi kepentingan kemajuan dan peningkatan kualitas pendidikan nasional bangsa," ujar Hasto.

Ia melanjutkan, apa saja yang dibahas, pembahasan cukup banyak dilakukan. Yakni mulai dari politik pendidikan, pancasila hingga pendidikan budi pekerti dan kebudayaan.

"Bu Mega berulang kali menekankan pentingnya pendidikan karakter dan pendidikan yang menggelorakan rasa cinta pada Tanah Air tidak hanya melalui teori, namun juga praktik guna memahami apa itu gotong royong, nasionalisme, dan pengenalan Indonesia yang begitu plural," bebernya. (khf/fin)

Admin
Penulis