Program Padat Karya BPPW Jatim Serap 2.096 Pengangguran

fin.co.id - 10/04/2021, 17:43 WIB

Program Padat Karya BPPW Jatim Serap 2.096 Pengangguran

 

MALANG - Balai Prasarana Pemukiman Wilayah (BPPW) Jawa Timur (Jatim) merencanakan pelaksanaan program padat karya tunai (PKT) dalam berbagai kegiatan pembangunan di sektor Cipta Karya pada tahun 2021.

Hal itu disampaikan oleh Kepala BPPW Jawa Timur, Muhammad Reva Sastrodiningrat, menjawab pertanyaan Fajar Indonesia Network (FIN), dalam agenda media gathering Forwapu di Malang, kemarin (9/4).

"Alokasi anggaran untuk PKT 2021 sebesar Rp1,39 triliun, dan akan menyerap sebanyak 2.096 orang tenaga kerja (pengangguran)," ujar Reva.

[caption id="attachment_521785" align="alignnone" width="300"] Kepala BPPW Jatim, Muhammad Reva Sastrodiningrat, tengah menjelaskan sistem kerja dari TPA Supit Utang kepada wartawan, dalam kunjungan ke lapangan pada Kamis (8/4). (Sigit/FIN)[/caption]

Program PKT di lingkup BPPW Jatim menurutnya merupakan bagian dari peran Kementerian PUPR dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), untuk membantu meningkatkan perekonomian masyarakat ditengah situasi pandemi Covid-19.

"Ada lima hal yang menjadi perhatian khusus dalam program PKT, pertama adalah prioritas dari kegiatan PKT. Kedua, semaksimal.mungkin menggunakan tenaga kerja lokal. Ketiga, penggunaan produk dalam negeri atau TKDN (tingkat kandungan dalam negeri). Keempat, penggunaan material yang berasal dari wilayah PKT dijalankan dan terakhir yaitu melakukan kegiatan reguler dengan pendekatan semi PKT," jelasnya.

Adapun terkait rincian anggaran, Reva menjelaskan bahwa dari total anggaran Rp1,39 triliun tersebut, dibagi pada empat bidang kegiatan, yaitu PKP, Air Minum, Program Strategis dan BPB.

Empat bidang kegiatan tersebut terdiri dari 7 (tujuh) program, yaitu LPK dengan anggaran Rp162 miliar, Pisew dengan anggaran Rp78,6 miliar, Sanimas dengan anggaran Rp10,5 miliar, Pamsimas dengan anggaran Rp106,5 miliar, Kotaku dengan anggaran Rp129,5 miliar, TPS3R dengan anggaran Rp7,2 miliar dan Sandes dengan anggaran Rp45 miliar.

"(Anggaran) terbesar adalah untuk program LPK. Kotaku dan Pamsimas," pungkasnya. (git/fin)

Admin
Penulis