Stok AS Menyusut, Harga Minyak Dunia Bergerak Positif

fin.co.id - 08/04/2021, 05:24 WIB

Stok AS Menyusut, Harga Minyak Dunia Bergerak Positif

 

JAKARTA - Harga minyak dunia bergerak positif, menyusul kabar penurunan stok minyak mentah Amerika Serikat (AS). Perdagangan lebih fokus ke kabar itu ketimbang lonjakan stok produk bahan bakar seperti bensin dan solar yang menunjukkan permintaan energi musiman yang juga masih lemah.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, patokan Amerika Serikat, ditutup naik 10 sen, atau 0,2 persen, menjadi USD59,43 per barel, demikian dikutip dari laporan Investing dan Reuters, di New York, Rabu (7/4) atau Kamis (8/4) pagi WIB.

WTI diperdagangkan dalam kisaran luas hampir USD2 per barel untuk hari itu, bergerak di antara level intraday terendah USD58,12 dan tertinggi USD60,04.

Sementara itu minyak mentah berjangka Brent, patokan global, ditutup menguat 42 sen, atau 0,7 persen, menjadi USD63,16 per barel. Brent juga bergerak dalam kisaran hampir USD2, mencapai sesi terendahnya USD61,60 dan tertinggi di USD63,50.

Stok minyak mentah Amerika turun 3,5 juta barel pekan lalu, namun persediaan bensin melonjak 4 juta barel, kata Badan Informasi Energi, dibandingkan ekspektasi dalam jajak pendapat Reuters untuk penyusutan stok bensin 221.000 barel.

"Jika kita tidak perlu membuat bensin, maka kita tidak perlu menggunakan lebih banyak minyak mentah," kata Bob Yawger, Direktur Mizuho Securities.

Harga minyak mendapatkan dukungan dari indikasi Federal Reserve bahwa pembuat kebijakan secara universal optimistis dalam prospek ekonomi mereka secara keseluruhan.

Dana Moneter Internasional, Selasa, mengatakan pengeluaran publik yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk memerangi Covid-19 akan mendorong pertumbuhan global menjadi 6 perseb tahun ini, tingkat yang tidak pernah dicapai sejak era 1970-an, yang juga membantu prospek permintaan bahan bakar, yang turut mendongkrak harga pula.

Namun, melonjaknya kasus Covid-19 di Amerika, yang menyumbang lebih dari setengah dari semua kematian terkait virus corona minggu lalu, membuat harga tidak bergerak lebih tinggi.

Pasar minyak mentah global juga bisa menghadapi peningkatan pasokan karena Iran dan kekuatan utama dunia mengambil langkah-langkah untuk menghidupkan kembali perjanjian yang membekukan pengembangan senjata nuklir Iran.

Teheran dan kekuatan dunia sepakat untuk membentuk kelompok kerja guna membahas kemungkinan menghidupkan kembali kesepakatan 2015 yang dapat menyebabkan Washington mencabut sanksi pada sektor energi Iran dan meningkatkan pasokan minyak.

"Iran adalah satu-satunya risiko kenaikan pasokan terbesar bagi pasar minyak," kata Stephen Brennock, analis PVM.

Harga minyak merosot awal pekan ini setelah Organisasi Negara Eksportir Minyak (OPEC) dan sekutunya, kelompok yang dikenal sebagai OPEC Plus, setuju untuk secara bertahap mengurangi pemotongan output minyak mulai Mei. (git/fin)

Admin
Penulis