JAKARTA - Direktur Eksekutif Energy Watch Indonesia (EWI) Ferdinand Hutahaean meminta pihak Puslabfor Polri untuk menindaklanjuti dugaan adanya unsur pengabaian kebocoran Tanki yang mengakibatkan kebakaran hebat di Kilang Balongan awal pekan lalu.
Dugaan pengabaian itu didasarkan pada laporan warga sekitar kilang yang mengaku sempat melakukan protes kepada pengelola kilang, yakni PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) terkait adanya bau bensin yang menyengat, sehari sebelum kejadian, namun protes tersebut tidak diindahkan oleh PT KPI.
Dugaan itu diperkuat pula oleh pernyataan Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang menyampaikan kepada media bahwa penyebab kebakaran Tanki T301 adalah akibat kebocoran. Bahkan kepada CNNIndonesia.com, Jumat (2/4), Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mempertanyakan pengamanan yang dilakukan pengelola kilang, sehingga kebakaran itu bisa terjadi.
"Penyebab kebakaran hingga kini masih menjadi pertanyaan publik, bahkan banyak yang menduga-duga penyebab kebakaran dengan berbagai macam teori dan analisis. Dan semua dugaan-dugaan tersebut patut di cermati karena salah satunya mungkin benar. Maka yang benar nantinya harus dijadikan dasar melakukan evaluasi perbaikan management mutu keamanan kilang Pertamina agar tidak terulang hal sama," ujar Ferdinand kepada wartawan di Jakarta, Selasa (6/4).
Ferdinand melanjutkan, di beberapa mwdia memberitakan bahwa sebelum kejadian kebakaran, warga sekitar sudah menyampaikan bahwa adanya bau bensin menyengat dari kilang tapi tidak digubris oleh pihak kilang Balongan.
"Saya dalam hal ini menggaris bawahi kata tidak digubris, yang artinya ada unsur kesengajaan untuk mengabaikan potensi resiko bahaya terjadi dan bukan lagi sekedar kelalaian apalagi Force Majour yang diakibatkan alam alias sambaran petir," ujar Ferdinand.
"Kedua kondisi tersebut sepertinya sejalan, dan ada benang merah antara kebocoran yang disampaikan Ahok dengan bau bensin menyengat yang sudah disampaikan warga tapi tidak digubris oleh pihak kilang. Bau itu dugaan besar karena ada kebocoran tanki. Tidak mungkin ada bau bensin jika tidak ada kebocoran. Saya sendiri sudah pernah mengunjungi kilang Balongan dan tidak ada bau bensin, artinya jika tidak ada kebocoran, maka tidak ada bau," sambung Ferdinand.
Melihat mondisi tersebut, Ferdinand meminta kepada pihak Polri agar menjadikan dugaan kebocoran tersebut sebagai fokus penyelidikan. Terlebih warga sudah protes tapi tidak dihiraukan artinya bahwa ada kesengajaan membiarkan potensi bahaya tanpa penanganan.
"Jika hal tersebut yang terjadi, maka ada unsur yang memenuhi perbuatan pidana yang membuat aset negara terbakar dan menyebabkan kerugian. Maka harus ada tersangka jika ada kesengajaan pembiaran disana atas peristiwa tersebut dan management PT KPI harus menjadi pihak yang paling bertanggung jawab secara hukum," pungkasnya. (git/fin)