News . 05/04/2021, 20:34 WIB
Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid mengakui, bahwa perempuan dan kalangan milenial rentan terpapar aksi radikalisme. Namun, faktanya kerentanan dan pelibatan perempuan/milenial tersebut sudah lebih dulu terjadi dan jauh lebih masif pada kasus narkoba serta prostitusi, ketimbang bom bunuh diri.
Anggota Komisi VIII DPR RI ini mengingatkan, kasus keterlibatan perempuan dan anak dalam pusaran kejahatan narkoba dan prostitusi jauh lebih dahulu dan lebih besar dibandingkan keterlibatan pada kasus radikalisme (terlibat dengan organisasi/kelompok radikal yang lakukan bom bunuh diri).
Angka tersebut setara dengan sekitar 790 ribu orang, jauh lebih tinggi dan lebih sering daripada penyalahgunaan pada kalangan perempuan pekerja sekitar 350 ribu orang. Dan pada era pandemi Covid-19 ini pun, pelibatan perempuan dan milineal dalam kejahatan/terorisme terkait narkoba dan kemudian ditangkap Polisi, jauh lebih banyak dan lebih sering ketimbang kasus pelibatan perempuan/milenial dalam kasus terorisme bom bunuh diri.
Bahkan selama masa pandemi covid-19, ternyata perempuan ditangkap Polisi karena kasus kejahatan teror moral prostitusi jumlahnya mencapai lebih dari 15 mucikari dan lebih dari 286 PSK.
Sementara kasus paparan radikalisme/terorisme pada perempuan berdasarkan data LP3ES hanya sebanyak 39 orang sepanjang kurun tahun 2000-2020. (khf/fin)
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com