Prof Henry Akui Hormati Ulama Bukan Karena Keturunannya, Tapi Karena Ilmu dan Perilaku

fin.co.id - 24/03/2021, 07:32 WIB

Prof Henry Akui Hormati Ulama Bukan Karena Keturunannya, Tapi Karena Ilmu dan Perilaku

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

JAKARTA- Staf Ahli Menteri Bidang Komunikasi dan Media Massa, Profesor Henry Subiakto mengakui menghormati ulama karena ilmunya. Bukan karena keturunan atau pakaiannya.

"Saya sejak dulu sangat menghormati ketokohan seorang ulama berdasar ilmu, karya, ucapan dan perilakunya. Bukan berdasar keturunan, kekayaan, dan pakaian yang dikenakannya," kata Henry melalui cuitan di Twitter-nya, Rabu (24/3).

Henry melanjutkan, orang tuanya dari Kauman Jogja. Tempat di mana cikal bakal lahirnya Muhammadiyah. Dia bilang, dirinya belajar langsung dari ulama-ulama besar Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama.

"Saya belajar langsung dr kiyai AR Fahrudin, kiai Azar Basyir, dulu ketua PP. Saya juga belajar dari kiyai NU. Terutama Gus Dur dan KH, Hasyim Muzadi. Al Fatihah untuk mereka ulama dan guru yang pantas jadi tauladan," tulisnya.

Dia menjelaskan, kiai AR Fahrudin, ketua PP Muhammadiyah tahun 1968- 1990, adalah ulama besar yang merakyat, humoris, supel, halus tutur katanya, dan merangkul siapapun.

"Beliau memimpin dengan kesejukan tapi tegas dan dikagumi. Saya beruntung bisa belajar langsung dari beliau," ujar Guru Besar Unair ini

Demikian juga kata dia, kiai Azhar Basyir, ketua PP Muhammadiyah 1990-1995. Ulama intelektual lulusan Al Azhar Mesir, ahli Fiqih. Beliau mengajar syariah Islamiyah, Hukum Waris dan ekonomi islam.

"Kia Azhar menguji saya saat pendadaran. Beliau sangat mumpuni ilmunya dan halus tutur lakunya. Al Fatehah," cetus Henry. (dal/fin). 

Admin
Penulis