JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Rabu (24/3) ditutup melemah 28 poin di level Rp14.425 per dolar AS, dibandingkan perdagangan kemarin yang berada di level Rp14.396 per dolar AS.
Direktur PT. TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi menjelaskan, dolar AS mengalami penguatan karena saat ini stimulus besar-besaran senilai USD1,9 triliun tengah bergulir di AS. Hal ini berdampak terhadap kenaikan yield obligasi AS bertenor 10 tahun.
"Menguatnya indeks Dolar mengakibatkan mata uang Rupiah terus mengalami pelemahan," ujar Ibrahim dalam hasil risetnya, Rabu (24/3).
Kendari demikian Ibrahim menilai, kebijakan Bank Indonesia sudah cukup baik dalam merespon situasi tersebut. Hal ini bisa terlihat bahwa pelemahan mata uang Rupiah tidak menimbulkan kepanikan. Ini dikarenakan sudah tidak ada lagi amunisi bank sentral untuk menahan Rupiah agar tidak melemah.
Ibrahim melanjutkan, ada beberapa pilihan buat Bank Indonesia untuk menstabikan mata uang Rupiah yaitu menaikkan suku bunga, melepaskan Rupiah atau mengontrol modal.
"Kalau menaikan suku bunga untuk saat ini belum bisa dijalankan karena saat ini Indonesia dalam masa pemulihan dan akan memperburuk ekonomi dalam negeri. Mengontrol modal juga belum bisa karena pengaturan modal bertentangan dengan undang-undang," jelasnya.
Selain itu, guna menopang pertumbuhan ekonomi kembali berjalan perlu ada keberanian untuk membuka PPKM Mikro terutama di Jawa-Bali berdasarkan wilayah yang sudah mengalami penurunan dalam covid-19.
"Karena ini jalan satu-satunya untuk menuju kebangkitan ekonomi dan Pemerintah terus melakukan vaksinasi guna untuk mengimbanginya," tuturnya.
Sementara itu, untuk perdagangan besok, Ibrahim memprediksi Rupiah masih akan bergerak fluktuatif dan kembali melemah di akhir.
"Rupiah kemungkinan dibuka berfluktuasi namun ditutup melemah di rentang Rp14.400 hingga Rp14.470 per dolar AS," pungkasnya. (git/fin)