46 Persen Warga Mau Divaksin

fin.co.id - 24/03/2021, 01:33 WIB

46 Persen Warga Mau Divaksin

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

JAKARTA – Sekitar 46 persen warga diketahui secara tegas menyatakan bersedia melakukan vaksinasi COVID-19. Sementara 28 persen tidak mau divaksin. Selain itu, 23 persen lainnya masih ragu-ragu.

“Ini temuan yang perlu mendapat perhatian serius," kata Direktur Riset survei nasional Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Deni Irvani di Jakarta, Selasa (23/3).

Menurut Deni, bila pencegahan penyebaran COVID-19 hendak dicapai secara efektif, diperlukan minimal 70 persen warga yang memiliki kekebalan tubuh terhadap virus corona. "Hanya bila 70 persen itu tercapai, Indonesia akan memiliki herd immunity yang diperlukan untuk membasmi COVID-19," jelas Deni.

BACA JUGA:  Dukung Produktifitas Pertanian NTB dan NTT, Pemerintah Rehabilitasi 19 Daerah Irigasi

Survei yang mencakup semua provinsi di Indonesia ini dilakukan pada 28 Februari 2021 sampai 8 Maret 2021 dengan metode wawancara tatap muka. Survei ini melibatkan 1.220 responden yang dipilih secara acak dengan margin of error 3,07 persen.

Deni menyatakan, terdapat sejumlah faktor yang mungkin memengaruhi kesediaan seseorang untuk divaksin. Pertama, soal keyakinan bahwa vaksin aman. “Survei menemukan 64 persen warga yang percaya bahwa vaksin aman bersedia untuk divaksin,” jelasnya.

Kedua, pengaruh dari adanya kampanye menolak vaksin. Sekitar 35 persen warga yang pernah mendapat ajakan untuk menolak vaksin menyatakan bersedia divaksin. "Sementara 47 persen warga yang tidak pernah mendapat ajakan menolak vaksin bersedia divaksin," ucap Deni.

BACA JUGA:  Hore, Pemerintah Segera Jalankan Program Jaminan Kehilangan Pekerjaan

Yang ketiga, rasa kekhawatiran atau ketakutan akan penularan COVID-19. Survei menemukan 59 persen warga yang menyatakan sangat takut tertular vaksin menyatakan bersedia divaksin. Sementara hanya 38 persen warga yang menyatakan tidak takut tertular corona menyatakan bersedia divaksin.

Keempat, persepsi tentang masih terus bertambahnya kasus penularan COVID-19. Selain itu, survei juga menemukan 52 persen warga yang percaya jumlah terinfeksi COVID-19 makin banyak menyatakan bersedia divaksin. Sementara hanya 39 persen warga yang tidak percaya jumlah terinfeksi COVID-19 makin banyak menyatakan bersedia divaksin.

"Dengan demikian, agar kebijakan vaksinasi ini berjalan efektif, pemerintah perlu melaksanakan serangkaian langkah," paparnya. Pemerintah, lanjut dia, perlu melawan kampanye antivaksin. Kemudian meyakinkan rakyat bahwa vaksin aman.

"Pemerintah perlu meyakinkan publik bahwa pandemi belum berakhir. Setiap warga bertanggung jawab untuk mencegah penyebaran wabah," pungkas Deni. (rh/fin)

Admin
Penulis