News . 23/03/2021, 06:00 WIB
JAKARTA - Pemerintah harus bisa mengantisipasi melonjaknya harga daging sapi. Sejumlah langkah harus dilakukan agar pasokan daging sapi dapat terpenuhi, sehingga tak menyebabkan gejolak harga.
Dosen Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Rochadi Tawaf meminta agar pemerintah memanfaatkan berbagai celah untuk mengamankan pasokan daging sapi. Salah satu cara yang paling baik adalah memanfaatkan lahan kosong.
"Lahan pascatambang belum termanfaatkan untuk pengembangan peternakan, pulau-pulau kosong belum termanfaatkan," kata Rochadi dalam acara webinar yang diselenggarakan oleh Meat & Livestock Australia (MLA), Senin (22/3).
Dia menuturkan penelitian yang dilakukan oleh Unpad di Pulau Moa Maluku pada 2007 hingga 2011. Dalam penelitian tersebut ditemukan populasi kerbau Moa meningkat 20,84 persen secara alamiah. Dengan data koefisian tersebut, potensi peningkatan populasi dari tahun 2012 ke 2017 bisa menghasilkan 25.313 ekor.
"Data penelitian tersebut masih sangat relevan digunakan saat ini," ungkapnya.
Hingga saat ini 98 persen populasi sapi di Indonesia berada di peternakan rakyat sementara 2 persen sisanya ada pada korporasi. Peternakan rakyat tidak beternak sapi untuk produksi daging melainkan sebagai simpanan untuk dijual apabila pemiliknya membutuhkan uang.
Peternak rakyat kerap mengembangbiakkan sapi hingga beranak-pinak untuk dijual kembali apabila sudah dewasa. Dia menyarankan pemerintah untuk mengarahkan peternak rakyat fokus pada program penggemukan sapi karena memiliki nilai komersial yang lebih tinggi.
Sementara itu untuk program pengembangbiakan ditangani oleh korporasi dalam skala industri peternakan besar dengan insentif sesuai undang-undang bahwa pembibitan adalah tugas pemerintah.(gw/fin)
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com