JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, berdasarkan kajian yang dilakukan Kemenkeu, pertumbuhan ekonomi Indonesia di Kuartal I-2021 diramal masih negatif. Namun demikian, angka-nya tidak akan terlalu dalam seperti pada kuartal IV-2020, berkisar antara -1 persen hingga -0,1 persen.
"Kami di Kementerian Keuangan memperkirakan dalam kisaran -1 persen yang terdalam hingga -0,1 pe sen. Kita berharap di zona netral, mendekati -0,1 persen," ungkap Menkeu dalam konferensi pers APBN Kita edisi Maret 2021 secara virtual, Selasa (23/3).
Bendahara negara itu mengatakan, daya beli masyarakat masih lemah akibat dampak pandemi virus corona. Hal itu terlihat dari perkembangan inflasi yang masih melambat.
"Februari lalu, BPS (Badan Pusat Statistik) menyampaikan inflasi 1,38 persen secara Year On Year (yoy) dan 0,1 persen secara month to month (mtm). Inflasi ini kita perhatikan karena menyangkut aspek daya beli masyarakat," tuturnya.
Namun demikian menurut Sri Mulyani, ekonomi Indonesia punya ruang untuk bangkit pada kuartal II-2021, karena mobilitas masyarakat yang meningkat, maka hal itu juga akan membuat ekonomi berputar semakin cepat. Salah satu yang menjadi trigger yaitu program vaksinasi yang berjalan kian masif.
"Jadi kalau vaksinasi berjalan terus dan sukses, kita berharap tren bisa meningkat lagi dan perekonomian bisa terakselerasi pada kuartal II mendatang," pungkasnya. (git/fin)