News . 20/03/2021, 06:33 WIB
JAKARTA - Pelaku usaha Industri Kecil Menengah (IKM) saat ini tengah menghadapi kesulitan untuk mengembangkan usahanya. Pasalnya, diduga terjadi praktik kartel bahan baku tekstil impor.
Oleh karena itu, Sekjen Asosiasi Pengusaha Industri Kecil Menengah Indonesia (APIKMI), Widia Erlangga mendesak pemerintah segera mengevaluasi kebijakan safeguard untuk bahan baku tekstil impor.
Ungkap dia, saat ini mayoritas pelaku IKM di sektor garmen dan konveksi tengah dihadapkan pada kondisi sulit akibat munculnya praktik kartel bahan baku yang memanfaatkan kebijakan safeguard.
"Dikarenakan kurangnya supply untuk pasar dalam negeri, sementara bahan baku tekstil impor amatlah sulit untuk didapatkan. Maka, menjadi sebuah kesempatan bagi pihak-pihak tersebut untuk menaikkan harga bahan baku tekstil yang saat ini tersedia pasar lokal,'' tuturnya.
Diperparah lagi, kata dia, mudahnya barang-barang jadi garmen impor dari Cina dan Thailand masuk ke Indonesia. Diketahui, barang jadi impor itu dijual murah di Tanah Air.
Sementara, lanjut dia, biaya produksi IKM lokal cukup besar. Tentu saja, tak akan bisa bersaing dengan barang impor dari kedua negara tersebut.
Sehingga, dia mendesak pemerintah segera mengkaji dan membuat suatu kebijakan yang setidaknya dapat meringankan para pelaku IKM sektor konveksi ataupun garmen. Salah satunya memberlakukan kebijakan safeguard bagi barang jadi impor.
"Sehingga harga barang produksi para pelaku IKM di sektor konveksi atau garmen dapat bersaing dengan barang jadi (garmen) impor yang saat ini angkanya naik semakin signifikan saat ini," pungkasnya. (din/fin)
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com